Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pertahanan: Uni Eropa Harus Beli Alutsista Bareng, AS Tak Selalu Dapat Melindungi

Kompas.com - 17/12/2022, 13:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BRUSSELS, KOMPAS.com – Negara-negara Uni Eropa seharusnya bersama-sama membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk mengisi kembali persenjataan setelah memasok Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Kepala Eksekutif Badan Pertahanan Eropa Jiri Sedivy, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (16/12/2022).

Dia menuturkan, pembelian alutsista secara bersama-sama harus dilakukan karena AS mungkin tidak selalu dapat melindungi Eropa dari ancaman.

Baca juga: KTT Pertama Uni Eropa-ASEAN dan Poin Penting yang Disepakati

“Perang agresi Rusia melawan Ukraina menunjukkan kekurangan kemampuan kami,” kata Sedivy kepada Reuters.

Dia menambahkan, Badan Pertahanan Eropa sedang dalam pembicaraan dengan sejumlah perusahaan senjata Eropa tentang meningkatkan produksi.

“Yang penting adalah kita mampu, Uni Eropa, menjadi penyedia keamanan yang kredibel dalam melindungi warga negara,” ucap Sedivy.

Dia juga mendesak negara-negara Uni Eropa untuk memperhatikan seruan AS untuk berinvestasi dalam pertahanan.

Baca juga: Qatar Diduga Menyuap Pejabat Parlemen Eropa, Empat Tersangka Dituntut ke Pengadilan

“AS pasti akan terlibat di Asia Pasifik dan tidak dapat menyediakan beberapa pendukung penting seperti angkutan udara strategis, pesawat pengintai, rudal berpemandu presisi, dan pertahanan udara,” ujar Sedivy.

Dia juga menggarisbawahi ancaman terorisme dan negara-negara gagal di Timur Tengah atau Afrika Utara.

Eropa memiliki pendekatan pertahanan yang berbeda. Sebagian besar negara di “Benua Biru” mempersenjatai militer mereka sendiri-sendiri, tambal sulam alutsista, dan peralatan yang tidak kompatibel.

Perang yang berkecamuk di Ukraina membuat Eropa mau tak mau berhadapan dengan tantangan terbesarnya dalam beberapa dekade terakhir.

Baca juga: Uni Eropa dan Komnas HAM Ajak Anak Muda Indonesia Jadi Generasi Penerus Pembela HAM

Puluhan ribu jiwa terbunuh, jutaan orang mengungsi, dan kota-kota menjadi puing-puing sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Belanja pertahanan Eropa mencapai 200 miliar euro untuk pertama kalinya pada 2021, naik 6 persen dari tahun sebelumnya.

Belanja itu merupakan pengeluaran terbanyak sejak kawasan itu mulai meningkatkan belanja militer pada 2015 setelah Rusia mencaplok Crimea.

Menurut laporan Parlemen Eropa tahun 2020, tanpa bantuan AS, Uni Eropa akan kesulitan untuk mempertahankan diri.

Pasalnya, Uni Eropa kekurangan intelijen, pesawat pengintai, pertahanan rudal jarak menengah, kapal amfibi, dan kapal selam.

Baca juga: Maskapai Uni Eropa Harus Bayar Izin Lebih Mahal jika Pakai Bahan Bakar Fosil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com