Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Ekonomi Pecahan Soviet Ingin Lepas dari Dollar AS, Berencana Kerja Sama dengan Indonesia

Kompas.com - 15/12/2022, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber TASS

MOSKWA, KOMPAS.com – Negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) akan segera mulai menghitung statistik perdagangan dalam mata uang lain selain dollar AS.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, sebagaimana dilansir TASS, Rabu (14/12/2022).

EAEU adalah serikat ekonomi dari beberapa negara pecahan Uni Soviet yang terletak di Eurasia.

Baca juga: Ghana Ingin Beli Minyak Pakai Emas, Bukan Dollar AS

Negara-negara yang tergabung dalam EAEU adalah Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, dan Rusia.

“EAEU adalah salah satu asosiasi regional yang paling berkembang pesat. Ini menyatukan hampir 185 juta konsumen, dan total pendapatan kotor lebih dari 2 triliun dollar AS,” kata Lavrov.

“Kami menghitung dalam dollar AS dengan kelembaman, meskipun saya yakin itu akan segera berlalu,” katanya.

Baca juga: Jepang Peringatkan Investor Tak Jual Yen meski Dollar AS Naik

Lavrov menambahkan, perjanjian zona perdagangan bebas EAEU dengan Vietnam dan Singapura sejauh ini dianggap sudah efektif.

“Pembicaraan sedang dilakukan untuk membuat kesepakatan dengan Iran dan Mesir,” ujar Lavrov.

Dia menambahkan, EAEU juga berencana meluncurkan negosiasi perdagangan preferensial resmi dengan India, Indonesia, dan Uni Emirat Arab (UEA).

“Kontak yang relevan didukung dengan Israel dan gugus tugas gabungan aktif untuk mempelajari kelayakan membuat kesepakatan kesepakatan dengan Mongolia,” ucap Lavrov.

Baca juga: Mengapa Dollar AS Terus Menguat dan Apa Dampaknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com