Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tolak Usulan Damai Ukraina

Kompas.com - 14/12/2022, 10:26 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menolak usulan perdamaian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang akan melibatkan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.

Rusia mengatakan Kyiv perlu lebih dulu menerima "realitas" teritorial baru.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa (13/12/2022), mengatakan realitas itu termasuk penambahan Rusia atas empat wilayah Ukraina -Zaporizhzhia, Kherson, Luhansk, dan Donetsk- sebagai "subjek baru".

Baca juga: Zelensky Minta Rusia Mundur Saat Natal Tahun Ini

Penncaplokan atau aneksasi empat wilayah Ukraina tersebut telah diproklamasikan Rusia pada bulan September lalu, tetapi sebagian besar negara di PBB telah mengutuknya sebagai tindakan ilegal.

Peskov menanggapi permintaan Zelensky kepada para pemimpin negara anggoa G7 pada hari Senin (12/12/2022), untuk lebih banyak bantuan peralatan militer, dukungan stabilitas keuangan dan energi, serta dukungan untuk solusi perdamaian yang akan dimulai dengan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina mulai Natal 2022.

Dia menyebut, itu adalah tiga langkah menuju kelanjutan permusuhan.

"Pihak Ukraina perlu mempertimbangkan realitas yang berkembang selama ini," ucap Peskov, ketika ditanya tentang usulan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.

"Dan kenyataan ini menunjukkan bahwa subyek baru telah muncul di Federasi Rusia. Mereka muncul sebagai hasil dari referendum yang terjadi di wilayah ini. Tanpa mempertimbangkan kenyataan baru ini, tidak ada kemajuan yang mungkin terjadi," tutur dia, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Baca juga: Dibebaskan AS, Makelar Senjata Rusia Langsung Bergabung dengan Partai Ultranasionalis

Ukraina dan sekutu Baratnya telah menolak "referendum palsu" di empat wilayah Ukraina selatan dan timur.

Mereka mengatakan bahwa referendum itu dilakukan di bawah todongan senjata.

Sejak aneksasi, Rusia sendiri telah kehilangan pijakan yang signifikan di selatan dan timur Ukraina dan lebih sering berbicara tentang kesediaannya untuk mengadakan pembicaraan damai.

Tetap, Rusia mengatakan tidak melihat Ukraina dan Barat yang memasok senjata ke Kyiv siap untuk bernegosiasi.

Rusia telah menolak tuduhan bahwa pembicaraan diplomasinya adalah upaya mengulur waktu untuk memungkinkan pasukannya yang terkuras berkumpul kembali setelah hampir 10 bulan perang dan serangkaian kekalahan dan mundur.

Sementara, Ukraina mengatakan Rusia harus menghentikan serangannya dan menarik diri dari semua wilayah yang telah didudukinya.

Zelensky pun sudah mendesak para pemimpin G7 pada Senin untuk mendukung gagasannya mengadakan KTT Perdamaian Global khusus.

KTT tersebut akan difokuskan pada implementasi rencana perdamaian 10 poin Kyiv yang menekankan, antara lai, penarikan semua pasukan Rusia dari Ukraina dan tidak ada konsesi teritorial di pihak Kyiv.

Baca juga: Rusia Klaim Kuasai Separuh Wilayah Donetsk, Sisanya Sukar Ditembus

"Tidak peduli apa yang ingin dilakukan oleh agresor, ketika dunia benar-benar bersatu, maka dunialah, bukan agresor yang menentukan bagaimana peristiwa berkembang," kata Zelensky dalam pidato video malamnya pada hari Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com