Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Tinggi ke Filipina, Wapres AS Tegaskan Dukungan Bela Filipina

Kompas.com - 21/11/2022, 09:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MANILA, KOMPAS.comWakil Presiden AS Kamala Harris akan menegaskan kembali komitmen Washington untuk membela Filipina.

Komitmen tersebut akan disampaikan Harris ketika dia bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Senin (21/11/022), kata seorang pejabat senior pemerintah AS.

Harris juga akan menegaskan kembali dukungan Washington untuk putusan pengadilan internasional 2016 yang membatalkan klaim China di Laut China Selatan.

Baca juga: Cerita Vinice Mabansag, Bayi Filipina yang Terpilih sebagai Orang Kedelapan Miliar di Dunia

“Wakil presiden akan menggarisbawahi komitmen kami untuk membela aturan dan norma internasional karena kami menyadari dampaknya terhadap kehidupan dan mata pencaharian Filipina,” kata pejabat AS itu, sebagaimana dilansir Reuters.

Beijing mengeklaim beberapa wilayah di perairan Palawan dan sebagian besar Laut China Selatan dengan dalih sejarah.

Pada 2016, putusan yang dikeluarkan pengadilan arbitrase Internasional di Den Haag menegaskan bahwa klaim China tidak memiliki dasar hukum, memberikan kemenangan bagi Manila.

Tetapi Filipina tetap tidak dapat menegakkan putusan tersebut.

Baca juga: Pria Australia di Filipina Dipenjara 129 Tahun Terkait Pelecehan Seksual Anak

Dan sejak saat itu, Manila telah mengajukan ratusan protes atas gangguan oleh penjaga pantai China dan armada penangkap ikan China di perairan tersebut.

Kunjungan Harris di Filipina akan menjadi perjalanan tingkat tertinggi ke negara tersebut oleh seorang pejabat Pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Kunjungan itu juga menandai perubahan tajam dalam hubungan yang sempat menegang antara mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Washington.

“Wakil presiden akan memberi tahu Presiden Marcos bahwa kami senang melihat hubungan keamanan kami dalam posisi yang kuat,” kata pejabat AS itu.

Washington dan Filipina telah bergerak maju melalui Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) yang berasal dari era Presiden AS Barack Obama.

Baca juga: Kondisi Terkini Banjir dan Tanah Longsor Filipina Selatan, Korban Diperkirakan Terus Bertambah

EDCA memungkinkan AS untuk mempertahankan kehadiran militer, tetapi tidak permanen, di bekas koloninya melalui rotasi kapal dan pesawat untuk operasi keamanan kemanusiaan dan maritim di pangkalan-pangkalan Filipina yang disepakati bersama.

AS telah mengusulkan penambahan lebih banyak situs EDCA menjadi lima. Washington juga telah mengalokasikan 82 juta dollar AS untuk menyelesaikan 21 proyek di lima lokasi yang ada.

Pekan lalu, panglima militer Filipina Bartolome Bacarro mengatakan, AS telah mengusulkan untuk memasukkan lima pangkalan lagi di EDCA, termasuk satu di Palawan.

Pada Selasa (22/11/2022), Harris dijadwalkan bertemu dengan para perwira penjaga pantai dan mengunjungi kapal penjaga pantai di Palawan.

Selain kerja sama keamanan, kunjungan Harris tersebut bertujuan untuk memperkuat kemitraan Washington dengan Filipina di berbagai isu.

Baca juga: Gempa M 6,4 Guncang Filipina Utara, Warga: Terlama yang Pernah Terasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com