Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Inggris Rishi Sunak Tiba di Bali, Nilai KTT G20 Kali Ini Tidak Biasa, Siapkan 5 Rencana untuk Stabilitas Global

Kompas.com - 14/11/2022, 20:10 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak tiba di Bali pada Senin (14/11/2022), untuk menghadiri KTT G20 pertama sejak Rusia menginvasi Ukraina, dengan membawa lima poin rencana aksi ekonomi untuk mengatasi ketidakstabilan global.

Kesempatan ini adalah ujian bagi keduanya di panggung dunia, sejak menjabat kurang dari sebulan yang lalu, menyusul kunjungan singkatnya ke pembicaraan iklim COP27 di Mesir.

Dia akan bergabung dengan Presiden AS Joe Biden, Emmanuel Macron dari Perancis, dan Xi Jinping dari China dan para pemimpin ekonomi terbesar dunia lainnya pada pembicaraan Selasa (15/11/2022) dan Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Elon Musk Ungkap Alasan Tak Datang ke Forum G20 di Bali, Gara-gara Twitter?

Termasuk berhadapan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, sementara Presiden Putin kemungkinan akan melewatkan pertemuan meskipun Rusia menjadi anggota G20 setelah menghadapi kecaman atas perangnya di Ukraina.

Sunak memperingatkan pertemuan tahun ini bukan KTT biasa mengingat dunia menghadapi tantangan ekonomi yang paling signifikan sejak pertemuan G20 pertama pada 2008, yang berlangsung sebagai tanggapan terhadap krisis keuangan pada saat itu.

Perdana menteri mengatakan akan "mengkritik rezim Putin" selama pertemuan pertama antara perdana menteri Inggris dan pejabat pemerintah Rusia sejak invasi dimulai pada Februari.

Dia juga menyerukan "komitmen seluruh G20 untuk tidak pernah mempersenjatai produksi dan distribusi pangan", kata Downing Street kata dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir AFP.

"Perdana menteri akan menggunakan G20 sebagai kesempatan untuk menyerukan barbarisme (Presiden Vladimir) Putin dan memaksa Rusia menghadapi kesengsaraan global yang disebabkan oleh kampanye kekerasan yang tidak masuk akal ini," katanya.

 

Baca juga: KTT G20: Rusia Bantah Menlu Lavrov Masuk RS Saat Tiba di Bali

Ini kemungkinan akan menjadi pertemuan G20 yang paling terpecah dengan perbedaan pandangan antara 20 ekonomi utama dunia begitu dalam, sehingga "foto keluarga" tradisional semua pemimpin dibatalkan karena banyak yang menolak berfoto dengan siapa pun dari rezim Putin.

Para diplomat meragukan para pemimpin akan dapat mengeluarkan komunike bersama di akhir KTT, seperti yang biasanya terjadi.

Adapun Sebagian besar ingin menyetujui pernyataan yang mengkritik Rusia, tetapi itu tidak akan terjadi karena Rusia harus menyetujuinya.

Meski demikian, juru bicara Sunak mengatakan ada atau tidaknya komunike, tidak akan membuat perbedaan pada posisi Inggris.

"Kami akan memastikan posisi Inggris terdengar keras dan jelas selama KTT dan kami yakin bahwa kami akan berbicara sejalan dengan banyak sekutu."

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-263 Serangan Rusia ke Ukraina: Kherson Rayakan Kemenangan, PM Kamboja Serukan Persatuan

Sky News melaporkn bahwa Sunak telah menyusun lima poin rencana ekonomi yang menyerukan agar:

  • Rekan-rekan pemimpinnya mengarahkan dukungan pemerintah ke tempat yang paling membutuhkan - di negara mereka sendiri dan secara internasional;
  • mengakhiri penggunaan produksi dan distribusi makanan sebagai “senjata”, termasuk menyerukan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam untuk diperbarui pada 19 November dan komitmen seluruh G20 untuk tidak pernah menggunakan makanan sebagai senjata;
  • memperkuat ketahanan energi masing-masing negara dan untuk mengurangi ketergantungan energi pada Rusia dengan bekerja sama dengan mitra, sehingga dapat membuka investasi yang diperlukan untuk mempercepat energi hijau;
  • membuka perdagangan global, termasuk memajukan perjanjian perdagangan bebas bilateral dan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia untuk "melepaskan peluang abad ke-21 sambil mengatasi manipulasi pasar global oleh aktor jahat";
  • menyediakan pembiayaan yang jujur dan dapat diandalkan untuk membantu negara berkembang tumbuh secara berkelanjutan ,dengan memastikan sistem keuangan internasional dapat membantu negara tersebut tumbuh tanpa menjadi tergantung pada pemberi pinjaman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com