Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping di Bali dan Upaya Menghindari Konflik di Selat Taiwan

Kompas.com - 14/11/2022, 17:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dalam pertemuan dengan pemimpin China Xi Jinping disela KTT G20 di Bali, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menekan komitmennya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan, menurut pejabat senior Gedung Putih.

KTT G20 di Bali adalah pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping di Bali pada Senin (14/11/2022) akan menjadi pembicaraan tatap muka pertama keduanya sejak Biden menjabat pada Januari 2021.

Agenda ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan demokrasi sendiri yang diklaim China sebagai wilayahnya, dengan Xi bersumpah "menyatukannya kembali" meski dengan kekerasan jika perlu.

Baca juga: KTT G20: Presiden China Xi Jinping Tiba di Bali, Sambutan Sedikit Berbeda dari Delegasi Lain

Dilansir dari Guardian pada Senin (14/11/2022), salah satu pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden akan menjabarkan prioritas responds AS terkait tindakan militer "provokatif" China di dekat Taiwan, sekaligus memperjelas bahwa Washington tidak mencari konflik dengan Beijing.

Dia menambahkan bahwa tujuan utama KTT keduanya adalah untuk "mengurangi kesalahpahaman dan kesalahan persepsi dan menerapkan langkah-langkah yang kami yakini akan menetapkan ‘aturan untuk menghindari gesekan’.”

“Peningkatan kerja sama tidak serta merta mengarah pada kemajuan substantif pada “masalah pelik’ seperti Taiwan,” kata pejabat AS sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (14/11/2022).

Targetnya, kata dia, adalah untuk "menemukan cara untuk berkomunikasi" di area yang lebih sulit itu, "karena satu-satunya hal yang lebih buruk daripada ... melakukan percakapan yang kontroversial adalah tidak melakukan percakapan sama sekali".

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) tiba di terminal VVIP I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (13/11/2022). Daftar kepala negara yang hadir di G20 mencakup 17 orang, terdiri dari 16 kepala negara anggota dan delegasi Uni Eropa.ANTARA/GALIH PRADIPTA Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) tiba di terminal VVIP I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (13/11/2022). Daftar kepala negara yang hadir di G20 mencakup 17 orang, terdiri dari 16 kepala negara anggota dan delegasi Uni Eropa.

Baca juga: Daftar Kepala Negara yang Hadir di KTT G20 dan Agendanya

Menjaga jalur komunikasi

Biden dan Xi, yang diskusi terakhirnya dilakukan melalui telepon padaSeptember, diperkirakan tidak akan membuat terobosan diplomatik, melainkan akan berusaha "mengatur ulang" hubungan antara Washington dan Beijing.

“Kami sedang dalam persaingan. Presiden Biden menerimanya tetapi dia ingin memastikan bahwa persaingan dibatasi, bahwa kami membangun pagar pembatas, bahwa kami memiliki aturan main yang jelas dan bahwa kami melakukan semua itu untuk memastikan bahwa persaingan tidak mengarah ke konflik,” sambung pejabat Gedung Putih.

Pejabat itu, salah satu dari dua orang yang memberi pengarahan kepada wartawan pada Senin (14/11/2022) pagi, mengatakan pendekatan Biden mendapat dukungan dari "sekutu dan mitra" di kawasan itu, termasuk sekutu utama Jepang dan Korea Selatan.

“Ada dukungan luas atas tekad kami untuk membangun landasan di bawah hubungan (dengan China) guna meningkatkan komunikasi secara bertanggung jawab.”

Pejabat senior lainnya mengatakan: “Pandangan kami adalah jalur komunikasi harus terbuka."

"Saya berharap itu adalah sesuatu yang Presiden Biden akan jelaskan kepada Presiden Xi hari ini: tidak hanya untuk membuka saluran, tetapi untuk memberdayakan pejabat kunci di kedua belah pihak untuk benar-benar menindaklanjuti  apa yang akan dibicarakan oleh presiden.”

Baca juga: 17 Kepala Negara Hadiri KTT G20 di Bali, Apa yang Akan Dibahas?

Hubungan antara negara adidaya telah merosot ke titik terendah dalam beberapa dekade, dirusak oleh meningkatnya ketegangan atas berbagai masalah mulai dari Hong Kong dan Taiwan hingga Laut China Selatan, praktik perdagangan koersif dan pembatasan AS terhadap teknologi China.

Biden, yang berbekal terobosan militer di Ukraina dan kontrol Demokrat di Senat AS, mengatakan menjelang KTT bahwa ia dan Xi akan menetapkan “batasan-batasan” dalam hubungan mereka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com