Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum 1979, Perempuan Pakai Rok Mini dan Tidak Berjilbab Umum di Iran

Kompas.com - 23/09/2022, 11:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

TEHERAN, KOMPAS.com – Kematian Mahsa Amini (22) setelah ditahan oleh polisi moral memicu protes dan kemarahan yang meluas.

Demonstrasi telah berlangsung berhari-hari di seluruh penjuru negara itu.

Para perempuan melepas atau membakar hijab mereka. Ada pula yang terang-terangan memotong rambut di depan umum.

Baca juga: Demo Iran Pecah di 15 Kota Usai Kematian Mahsa Amini, Wanita yang Ditahan Polisi karena Jilbab

Yang lain melempar batu atau membakar kendaraan polisi.

Mereka memprotes beleid yang mengatur tata cara kaum perempuan berpakaian dan bagaimana aturan yang ketat ini ditegakkan.

Mahsa Amini sebelumnya ditangkap polisi karena disebut memakai jilbab secara tidak pantas.

Kondisi sebelum 1979

Di Iran, berdasarkan peraturan yang bersumber pada interpretasi hukum islam, kaum perempuan kini diwajibkan menutup rambut dengan hijab dan mengenakan pakaian panjang-longgar untuk menutup lekuk tubuh mereka.

Mahsa Amini diduga tidak menutup rambut secara sempurna dengan hijab sehingga sempat terlihat saat ditangkap di Ibu Kota Teheran pada 13 September 2022.

Dia koma setelah jatuh pingsan di tahanan dan meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit.

Faktanya, sebelum Shah Mohammad Reza Pahlavi yang pro-Barat digulingkan oleh Revolusi Islam pada 1979, keberadaan perempuan yang memakai rok mini dan tidak berkerudung adalah hal yang umum di Kota Teheran, walau banyak pula perempuan Islam memakai hijab di Iran kala itu.

Baca juga: Presiden Iran Bersumpah Akan Selidiki Kematian Mahsa Amini yang Ditahan karena Jilbab

Istri Shah, Farah, juga kerap mengenakan busana Barat dan dipandang sebagai contoh perempuan modern di Iran.

Akan tetapi, beberapa bulan setelah pendirian Republik Islam, undang-undang yang melindungi hak-hak perempuan mulai dicabut.

“Ini tidak terjadi dalam waktu semalam, prosesnya bertahap," kata Mehrangiz Kar, 78 tahun, seorang pengacara HAM sekaligus aktivis yang turut menggelar demonstrasi antihijab pertama.

Tuntutan agar perempuan diperbolehkan tidak mengenakan hijab berlangsung di Iran selama beberapa hari pada Maret 1979. Para perempuan ini dilindungi sejumlah pria yang membentuk 'rantai manusia' dalam demonstrasi tersebut.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Tuntutan agar perempuan diperbolehkan tidak mengenakan hijab berlangsung di Iran selama beberapa hari pada Maret 1979. Para perempuan ini dilindungi sejumlah pria yang membentuk 'rantai manusia' dalam demonstrasi tersebut.

"Tepat setelah revolusi ada pria dan perempuan di jalan yang membagikan kerudung gratis yang dibungkus kertas kado kepada para perempuan," kenangnya.

Aksi aparat Iran dalam menertibkan cara berpakaian muslimah dimulai setelah pemimpin revolusi, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan titah pada 7 Maret 1979.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com