Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Energi Rusia-Barat Dimulai, Mokswa dan G7 Saling Balas

Kompas.com - 03/09/2022, 09:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber VOA News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Perang energi antara Rusia dan Barat dimulai pada Jumat (2/9/2022) saat Moskwa menunda pembukaan kembali pipa Nord Stream 1 ke Jerman sedangkan negara-negara G7 mengumumkan pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia.

Sebelumnya, perusahaan energi Rusia, Gazprom, menangguhkan pengiriman gas ke Jerman karena adanya pemeliharaan pada pipa Nord Stream 1 pada Rabu (31/8/2022), sebagaimana dilansir VOA.

Pada Jumat, Gazprom mengumumkan belum dapat melanjutkan pengiriman gasnya ke Jerman dengan dalih adanya kesalahan teknis di pipa Nord Stream 1 untuk dibuka kembali.

Baca juga: Utusan Khusus AS Bertemu Luhut, Sepakati Percepatan Transisi Indonesia ke Energi Terbarukan

Langkah Rusia yang menghentikan pasokan gasnya ke Jerman kemungkinan akan memperburuk krisis energi Eropa.

Juru Bicara Komisi Eropa Eric Mamer mengatakan di Twitter pada Jumat bahwa keputusan Gazprom untuk menghentikan pasokan gas ke Jerman berlandaskan pada dalih yang keliru.

Di sisi lain, Siemens Energy yang merupakan perusahaan yang mengurusi turbin di Nord Stream 1 mengatakan bahwa tidak ada alasan teknis untuk menghentikan pengiriman gas.

Moskow berujar, sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat atas invasi Moskwa ke Ukraina menghalangi pemeliharaan pipa gas.

Baca juga: Kerusuhan Sipil Mengintai Negara Kaya bila Harga Energi Melonjak

Sementara itu, Eropa menuduh Rusia memanfaatkan pengaruhnya atas pasokan gas untuk membalas sanksi Eropa.

Pada Rabu, Jerman juga menuding Moskwa memanfaatkan energi sebagai senjata.

Pada Jumat, para menteri keuangan dari negara-negara G7 mengatakan bahwa mereka akan bekerja dengan cepat menerapkan batasan harga pada ekspor minyak Rusia.

Para menteri keuangan dari negara-negara G7 mengatakan, pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia akan ditentukan di kemudian hari berdasarkan berbagai masukan teknis.

Baca juga: Aliran Gas di Nord Stream 1 Dihentikan Total, Rusia Dituduh Gunakan Energi sebagai Senjata

"Batas harga ekspor minyak Rusia ini dirancang untuk mengurangi pendapatan (Presiden Rusia Vladimir) Putin, menutup sumber pendanaan penting untuk agresi," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik keputusan para menteri keuangan G7 yang mengumumkan akan mengatus pembatasan harga untuk minyak Rusia.

“Ketika mekanisme ini diterapkan, itu akan menjadi elemen penting untuk melindungi negara-negara beradab dan pasar energi dari agresi hibrida Rusia,” kata Zelensky dalam pidatonya pada Jumat malam.

Baca juga: Atasi Krisis Energi, Jepang Berencana Hidupkan Kembali PLTN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com