TOKYO, KOMPAS.com - 11 tahun setelah gempa bumi dan tsunami yang berujung pada penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, negaranya saat ini sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang masa operasional dan membangun PLTN generasi baru.
"Jepang perlu mengingat skenario potensi krisis," kata Kishida.
Pengumuman Kishida pada Konferensi "Transformasi Hijau" yang dilakukannya secara virtual karena dirinya positif terinfeksi Covid-19, merupakan penyimpangan dari kebijakan resmi yang diumumkan sebelumnya di Jepang.
Negara akan memutuskan kebijakan barunya pada akhir tahun, katanya.
Setelah bencana Fukushima, kebijakan pemerintah dan opini publik tiba-tiba bergeser pada pengurangan penggunaan tenaga nuklir, mengingat aktivitas seismik yang signifikan di Jepang.
Pembangkit listrik yang ada hanya diizinkan untuk digunakan selama 60 tahun lagi.
Setelah Fukushima, pihak berwenang menetapkan batas 40 tahun pada masa operasi PLTN, dengan kemungkinan tambahan 20 tahun jika langkah-langkah keamanan yang ketat dipatuhi.
Pada 2030, Jepang berharap dapat mengurangi konsumsi tenaga nuklir hingga mencapai sekitar seperlima dari kapasitas negara, pengurangan yang signifikan sebelum insiden Fukushima.
Jepang telah menyatakan harapannya untuk menjadi netral karbon pada 2050 mendatang.
Baca juga: Ada Potensi Bahaya Serius, Rusia Diminta Segera Tinggalkan PLTN Zaporizhzhia
Pada akhir Juli, Jepang memiliki tujuh reaktor yang beroperasi, dengan tiga lainnya tidak dioperasikan karena alasan pemeliharaan.
Pemerintah telah mengumumkan rencana untuk mengoperasikan kembali sembilan reaktor pada musim dingin serta tujuh reaktor tambahan pada musim panas mendatang.
Sementara reaktor lainnya masih menjalani proses perizinan di bawah standar keamanan yang lebih ketat yang diberlakukan setelah Fukushima. Saat ini Jepang memiliki 33 reaktor nuklir.
Pemerintah telah mendorong untuk kembali menggunakan tenaga nuklir karena pasokan energi global berada di bawah tekanan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan lebih banyak pemerintah menyerukan pengurangan emisi global.
Perekonomian Jepang saat ini berada di urutan ketiga dunia. Selama musim panas, masyarakat diminta untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk menghemat listrik.
Baca juga: Putin ke Macron: Serangan ke PLTN Zaporizhzhia Dapat Sebabkan Bencana Besar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.