ZAPORIZHZHIA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (18/8/2022) mengeklaim, pasukannya tidak menempatkan senjata berat di pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia Ukraina.
Sebaliknya, Moskwa menuduh Kyiv yang mempersiapkan provokasi di PLTN tersebut.
"Pasukan Rusia tidak memiliki senjata berat baik di wilayah stasiun atau di daerah sekitarnya. Hanya ada unit penjaga," kata Kemenhan Rusia dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: 5 Fakta PLTN Zaporizhzhia
Kemenhan Rusia lalu menanggapi tuduhan bahwa pasukan Moskwa menembaki pos-pos Ukraina dari PLTN Zaporizhzhia.
Menurut mereka, Kyiv-lah yang merencanakan provokasi selama kunjungan Sekjen PBB Antonio Guterres ke Ukraina, sehingga seolah-olah Rusia yang membuat bencana di PLTN Zaporizhzhia.
Dikatakan bahwa Ukraina mengerahkan pasukan di daerah itu dan berencana meluncurkan serangan artileri ke PLTN Zaporizhzhia dari kota Nikopol pada Jumat (19/8/2022) ketika Guterres akan mengunjungi Odessa.
"Kesalahan atas konsekuensi (serangan) akan ditujukan pada angkatan bersenjata Rusia," katanya.
Pasukan Rusia mengambil alih PLTN Zaporizhzhia di Ukraina selatan pada Maret 2022, tak lama setelah menginvasi negara itu.
Baca juga:
PLTN Zaporizhzhia adalah yang terbesar dari jenisnya di Eropa dan situasi tak menentu di sekitarnya memicu kekhawatiran akan kecelakaan nuklir seperti Chernobyl pada 1986.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Rabu (17/8/2022) mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diizinkan untuk memeriksa PLTN Zaporizhzhia dan pasukan Rusia harus mundur.
Dia menambahkan, kendali Moskwa atas PLTN Zaporizhzhia meningkatkan risiko kecelakaan atau insiden nuklir.
Stoltenberg juga menuduh Rusia menggunakan area di sekitar PLTN Zaporizhzhia sebagai tempat untuk meluncurkan serangan artileri terhadap pasukan Ukraina.
Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Rencanakan Kemerdekaan di Kherson dan Zaporizhzhia
Berita video "IAEA Diperbolehkan Kunjungi Zaporizhzhia, Rusia Beri Syarat dan Peringatkan Bahaya" dapat disimak di bawah ini.