KYIV, KOMPAS.com - Sebuah rencana terperinci telah disusun oleh Rusia, untuk memutuskan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia (terbesar di Eropa) dari jaringan listrik Ukraina, yang berisiko menyebabkan kerusakan luar biasa pada sistem pendinginnya.
Para pemimpin dunia telah menyerukan demiliterisasi di situs PLTN Zaporizhzhia, setelah rekaman yang beredar memperlihatkan kendaraan tentara Rusia di dalam kompleks pembangkit.
Rusia, sebelumnya juga telah diperingatkan agar tidak memutus pembangkit tersebut dari jaringan Ukraina dan menghubungkannya ke jaringan listrik Rusia.
Baca juga: Risiko di PLTN Zaporizhzhia Ukraina Meningkat Setiap Hari akibat Diserang Rusia
Tetapi Petro Kotin, kepala perusahaan energi atom Ukraina, mengatakan para insinyur Rusia telah menyusun cetak biru untuk melakukan perubahan dalam rencana darurat untuk memutus sambungan listrik yang tersisa.
“Mereka mempresentasikan (rencananya) kepada (pekerja di) pabrik, dan (pekerja) pabrik mempresentasikannya kepada kami,” kata dia kepada Guardian dilansir pada Rabu (24/8/2022).
Dampak yang bisa terjadi dari rencana ini, kata dia, adalah kerusakan parah pada semua jalur yang menghubungkan PLTN Zaporizhzhia ke sistem Ukraina
Dia khawatir militer Rusia sekarang menargetkan koneksi tersebut untuk membuat skenario darurat menjadi kenyataan. Baik Ukraina dan Rusia saling menuduh menembaki situs tersebut.
“Mereka baru saja mulai melakukan itu, mereka memulai semua penembakan, hanya untuk menghilangkan garis-garis ini,” kata Kotin.
Ancaman lain terhadap keamanan nuklir di pabrik termasuk kendaraan yang simpan begitu rapat ke ruang turbin, sehingga petugas pemadam kebakaran akan kesulitan mengaksesnya jika kebakaran terjadi, ada juga kampanye teror yang dilancarkan kepada pekerja yang memilih untuk tinggal di pembangkit tersebut.
Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Meracuni Tentaranya di Zaporizhzhia, Ini yang Dikatakan
Satu pekerja dilaporkan dipukuli sampai mati, dan satu lagi terluka parah sehingga membutuhkan tiga bulan untuk pulih. Lebih dari 200 orang telah ditahan, kata Kotin sebagaimana dilansir Guardian.
Menurutnya, sambungan listrik pembangkit sudah dalam situasi kritis, dengan tiga dari empat jalur utama yang menghubungkannya ke jaringan Ukraina terputus selama perang. Dua dari tiga jalur cadangan yang menghubungkannya ke pembangkit listrik konvensional juga terputus.
Rencana Rusia untuk memutus sepenuhnya PLTN Zaporizhzhia akan meningkatkan risiko kerusakan luar biasa, karena membiarkannya bergantung pada satu sumber listrik untuk mendinginkan reaktor.
“Anda tidak bisa begitu saja beralih dari satu sistem ke sistem lain dengan segera, Anda harus … mematikan semua yang ada di satu sisi, dan kemudian Anda mulai beralih ke sisi lain,” katanya.
Selama peralihan antara sistem jaringan, pembangkit hanya akan bergantung pada generator bertenaga diesel cadangan, tanpa opsi lebih lanjut jika hal itu gagal. Setelah hanya 90 menit tanpa listrik, reaktor akan mencapai suhu yang berbahaya.
“Selama pemutusan ini, pembangkit tidak akan terhubung ke catu daya apa pun dan itulah alasan bahayanya,” katanya.
Baca juga: Ada Potensi Bahaya Serius, Rusia Diminta Segera Tinggalkan PLTN Zaporizhzhia