Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Rencana Rusia untuk Memutus PLTN Zaporizhzhia dari Jaringan, Berisiko Rusak Sistem Pendingin

Kompas.com - 25/08/2022, 08:14 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KYIV, KOMPAS.com - Sebuah rencana terperinci telah disusun oleh Rusia, untuk memutuskan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia (terbesar di Eropa) dari jaringan listrik Ukraina, yang berisiko menyebabkan kerusakan luar biasa pada sistem pendinginnya.

Para pemimpin dunia telah menyerukan demiliterisasi di situs PLTN Zaporizhzhia, setelah rekaman yang beredar memperlihatkan kendaraan tentara Rusia di dalam kompleks pembangkit.

Rusia, sebelumnya juga telah diperingatkan agar tidak memutus pembangkit tersebut dari jaringan Ukraina dan menghubungkannya ke jaringan listrik Rusia.

Baca juga: Risiko di PLTN Zaporizhzhia Ukraina Meningkat Setiap Hari akibat Diserang Rusia

Tetapi Petro Kotin, kepala perusahaan energi atom Ukraina, mengatakan para insinyur Rusia telah menyusun cetak biru untuk melakukan perubahan dalam rencana darurat untuk memutus sambungan listrik yang tersisa.

“Mereka mempresentasikan (rencananya) kepada (pekerja di) pabrik, dan (pekerja) pabrik mempresentasikannya kepada kami,” kata dia kepada Guardian dilansir pada Rabu (24/8/2022).

Dampak yang bisa terjadi dari rencana ini, kata dia, adalah kerusakan parah pada semua jalur yang menghubungkan PLTN Zaporizhzhia ke sistem Ukraina

Dia khawatir militer Rusia sekarang menargetkan koneksi tersebut untuk membuat skenario darurat menjadi kenyataan. Baik Ukraina dan Rusia saling menuduh menembaki situs tersebut.

“Mereka baru saja mulai melakukan itu, mereka memulai semua penembakan, hanya untuk menghilangkan garis-garis ini,” kata Kotin.

Ancaman lain terhadap keamanan nuklir di pabrik termasuk kendaraan yang simpan begitu rapat ke ruang turbin, sehingga petugas pemadam kebakaran akan kesulitan mengaksesnya jika kebakaran terjadi, ada juga kampanye teror yang dilancarkan kepada pekerja yang memilih untuk tinggal di pembangkit tersebut.

Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Meracuni Tentaranya di Zaporizhzhia, Ini yang Dikatakan

Satu pekerja dilaporkan dipukuli sampai mati, dan satu lagi terluka parah sehingga membutuhkan tiga bulan untuk pulih. Lebih dari 200 orang telah ditahan, kata Kotin sebagaimana dilansir Guardian.

Menurutnya, sambungan listrik pembangkit sudah dalam situasi kritis, dengan tiga dari empat jalur utama yang menghubungkannya ke jaringan Ukraina terputus selama perang. Dua dari tiga jalur cadangan yang menghubungkannya ke pembangkit listrik konvensional juga terputus.

Dampak pemutusan jaringan

Rencana Rusia untuk memutus sepenuhnya PLTN Zaporizhzhia akan meningkatkan risiko kerusakan luar biasa, karena membiarkannya bergantung pada satu sumber listrik untuk mendinginkan reaktor.

“Anda tidak bisa begitu saja beralih dari satu sistem ke sistem lain dengan segera, Anda harus … mematikan semua yang ada di satu sisi, dan kemudian Anda mulai beralih ke sisi lain,” katanya.

Selama peralihan antara sistem jaringan, pembangkit hanya akan bergantung pada generator bertenaga diesel cadangan, tanpa opsi lebih lanjut jika hal itu gagal. Setelah hanya 90 menit tanpa listrik, reaktor akan mencapai suhu yang berbahaya.

“Selama pemutusan ini, pembangkit tidak akan terhubung ke catu daya apa pun dan itulah alasan bahayanya,” katanya.

Baca juga: Ada Potensi Bahaya Serius, Rusia Diminta Segera Tinggalkan PLTN Zaporizhzhia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com