Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Irak Tewaskan 10 Orang, Terjadi Setelah Ulama Kuat Syiah Mundur

Kompas.com - 30/08/2022, 07:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

BAGHDAD, KOMPAS.com - Kerusuhan Irak pecah di Baghdad dan menewaskan sedikitnya 10 orang pada Senin (29/8/2022).

Bentrokan terjadi setelah ulama kuat Syiah yaitu Moqtada Al Sadr berkata bahwa dia akan mundur dari politik.

Moqtada Al Sadr juga mengumumkan mogok makan sampai kekerasan dan penggunaan senjata berhenti, lapor kantor berita negara Irak INA dan stasiun tv pemerintah.

Baca juga: Irak Bergejolak, Massa Terobos Zona Hijau dan Menduduki Gedung Parlemen

Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari kantor Sadr menurut pantauan Reuters.

Setelah pengumuman pengunduran diri Moqtada Al Sadr, para loyalisnya menyerbu istana pemerintah dan bentrok dengan kelompok-kelompok saingan.

Saat malam tiba, tembakan senapan mesin dan ledakan terdengar, dengan tembakan pelacak membubung ke langit di atas Zona Hijau yang dihuni kantor pusat pemerintah dan kedutaan asing.

Ini adalah bentrokan terburuk di ibu kota Irak selama bertahun-tahun.

Moqtada Al Sadr mundur untuk menanggapi kegagalan para pemimpin dan partai Syiah lainnya dalam mereformasi sistem pemerintahan yang korup.

Kebuntuan politik antara Sadr dan saingannya yang sebagian besar didukung oleh Iran, membawa Irak ke terjerumus ke putaran kekerasan ketika masih berjuang pulih dari perang puluhan tahun, sanksi, perselisihan sipil, dan korupsi endemik.

Sejak 2003, kelompok-kelompok Irak telah terlibat dalam konflik sektarian, dan baru-baru ini ditambah persaingan politik intra-sektarian serta intra-etnis.

Baca juga:

Bentrokan terbaru melibatkan para pendukung Sadr, yang termasuk milisi bersenjata lengkap, melawan paramiliter saingan yang bersekutu dengan Iran dan pasukan keamanan.

Para pejabat keamanan mengatakan, beberapa bentrokan terjadi antara Brigade Perdamaian Sadr dan anggota pasukan keamanan Irak yang bertugas melindungi Zona Hijau, tetapi milisi yang bersekutu dengan Iran kemungkinan juga terlibat.

Moqtada Al Sadr, yang mendapat dukungan luas dengan menentang pengaruh AS dan Iran terhadap politik Irak, adalah pemenang terbesar dari pemilihan Oktober 2021, tetapi menarik semua pejabat dari parlemennya pada Juni 2022 setelah gagal membentuk pemerintahan yang mendepak saingannya, sebagian besar partai-partai Syiah yang didukung Teheran.

Baca juga: Iran Vs Irak Memanas Lagi, Usai Serangan 12 Rudal Kini Saling Kecam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com