BUDAPEST, KOMPAS.com - Dua pakar cuaca terkemuka Hongaria langsung dipecat karena memberikan ramalan cuaca yang salah hingga memicu kegemparan politik.
Masalah yang menjadi alasan pemecatan pejabat Badan Meteorologi Nasional (BMKG) Hongaria itu terkait dengan apa yang disebut "pertunjukan kembang api terbesar di Eropa".
Acara itu seharusnya diselenggarakan pada Sabtu (20/8/2022) malam untuk merayakan Hari St Stephen, yang merupakan hari libur nasional.
Baca juga: Sementara Eropa Diterjang Cuaca Panas, Negara Lesotho di Afrika Hujan Salju
Namun tujuh jam sebelum jadwal dimulainya pertunjukkan, pemerintah memutuskan menunda acara tersebut dengan alasan peringatan cuaca ekstrem.
Sekitar 40.000 kembang api sebenarnya sudah siap diluncurkan dari 240 titik di sepanjang 5 kilometer (3 mil) bentangan Sungai Danube di Budapest tengah, dalam pertunjukan yang biasanya ditonton hingga dua juta orang.
Pemerintah akhirnya memutuskan menunda acara tersebut selama seminggu, karena peringatan cuaca ekstrem yang diterimanya.
Akan tetapi yang terjadi justru berkebalikan, dengan cuaca bertahan tetap tenang hari itu.
Badai hujan yang diprediksikan oleh BMKG Hongaria ternyata berubah arah dan malah melanda bagian timur negara itu, sehingga membuat ibu kota tetap cerah sepenuhnya.
Hal ini lah yang memicu pemecatan kepala dan wakil kepala dinas cuaca Hongaria.
Baca juga: Momen Presenter Berita Cuaca Veteran AS Terpukau dengan Canggihnya TV
Badan tersebut mengunggah permintaan maaf publik di halaman Facebook mereka pada Minggu (21/8/2922).
Mereka menjelaskan bahwa yang terjadi adalah hasil yang "paling tidak mungkin" terjadi menurut perhitungannya, sementara ketidakpastian itu adalah bagian dari prakiraan cuaca.
Tapi pembelaan itu terlambat.
BBC mewartakan pada Senin (22/8/2922), Menteri Inovasi Laszlo Palkovics memecat kepala layanan, dengan segera.
Keputusan itu menimbulkan reaksi publik yang beragam di Hongaria.
Hampir 100.000 orang telah menandatangani petisi, menyerukan agar kembang api sudah seharusnya dibatalkan mengingat perang di negara tetangga Ukraina, dan penghematan di rumah-rumah imbas tingginya harga energi.
Sementara pendukung pemerintah merasa sangat marah dengan ketidakcakapan para ahli cuaca ini, dan berharap pertunjukkan tetap akan berjalan seperti yang direncanakan Sabtu (27/8/2022) depan.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Eropa: Rekor Suhu Panas di Spanyol, sedangkan Jerman Dilanda Badai Ganas