Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerima Vaksin Covid-19 Laporkan Perubahan Pendarahan Menstruasi

Kompas.com - 17/07/2022, 21:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber jpost.com

KOMPAS.com - 42 persen dari hampir 40.000 responden melaporkan perdarahan yang lebih berat dari biasanya selama siklus menstruasi mereka dalam tiga bulan pertama setelah divaksinasi.

Dilansir JPost, sebuah penelitian menemukan bahwa 42 persen responden melaporkan pendarahan yang lebih berat dari biasanya selama siklus menstruasi mereka setelah diinokulasi dengan vaksin Covid-19.

Dalam penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review Science Advances, para peneliti mensurvei hampir 40.000 wanita yang telah menerima jadwal vaksin Covid-19 mereka dan menemukan bahwa 42 persen melaporkan pendarahan yang lebih berat dari biasanya dalam tiga bulan pertama setelah divaksinasi.

Baca juga: Melamar Kerja ke 60 Perusahaan, Wanita Ini Malah Salah Kirim CV Berupa Data Menstruasi

Sementara 44 persen responden melaporkan tidak ada perubahan, ada juga perubahan yang dilaporkan di antara wanita yang tidak menstruasi.

Ini terjadi di antara 71 persen orang yang menggunakan kontrasepsi reversibel jangka panjang, 39 persen orang yang menggunakan hormon penegasan gender, dan 66 persen wanita pasca-menopause.

Selanjutnya, 14,3 persen responden melihat campuran tidak ada perubahan atau aliran yang lebih ringan, para peneliti melaporkan.

Vaksin Covid-19 bukanlah yang pertama menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur bagi mereka yang disuntik.

Sebuah penelitian tahun 1913 yang dikutip dalam penelitian tersebut menemukan bahwa vaksin tifoid dikaitkan dengan ketidakteraturan menstruasi.

Baca juga: UNIK GLOBAL: 10 Tahun Dinyatakan Tewas, Ternyata di Rumah Pacar | Gubuk Menstruasi untuk Wanita di India

Ini termasuk menstruasi yang tidak teratur, ketidaknyamanan, dan perdarahan hebat pada lebih dari setengah sampel wanita yang diteliti. Vaksin hepatitis B dan HPV (human papillomavirus) juga mengakibatkan siklus menstruasi yang tidak teratur.

"Kami menduga bahwa bagi kebanyakan orang, perubahan yang terkait dengan vaksinasi Covid-19 bersifat jangka pendek, dan kami mendorong siapa pun yang khawatir untuk menghubungi dokter mereka untuk perawatan lebih lanjut," kata Lee.

Baca juga: Dianggap Najis, Wanita Haid di India Diasingkan ke Gubuk Menstruasi

"Kami ingin menegaskan kembali bahwa mendapatkan vaksin adalah salah satunya salah satu cara terbaik untuk mencegah sakit parah dengan Covid-19," tambahnya.

"Kami tahu bahwa memiliki Covid itu sendiri dapat menyebabkan tidak hanya perubahan dalam periode tetapi juga rawat inap, Covid yang lama, dan kematian.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com