Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Sri Lanka, Pedemo Akan Kembalikan Gedung-gedung Pemerintah yang Diduduki

Kompas.com - 14/07/2022, 15:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Krisis Sri Lanka masih berlanjut, dan para pedemo anti-pemerintah pada Kamis (14/7/2022) dalam pembicaraan untuk mengembalikan gedung-gedung negara yang mereka duduki, kata perwakilan massa.

Para pengunjuk rasa menyerbu istana Presiden Gotabaya Rajapaksa pada akhir pekan lalu, sehingga presiden Sri Lanka melarikan diri ke Maladewa pada Rabu (13/7/2022). Massa juga menyerbu kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

PM yang ditunjuk Gotabaya Rajapaksa sebagai penjabat presiden selama dia di luar negeri itu menuntut massa keluar dari gedung-gedung negara, dan menginstruksikan pasukan keamanan melakukan apa pun yang diperlukan demi memulihkan ketertiban.

Baca juga: Presiden Sri Lanka Dapat Penolakan di Maladewa, Warga Marah Pemerintahnya Lindungi Penjahat

Omalpe Sobitha biksu Buddha terkemuka yang mendukung perkataan PM tersebut menyerukan agar istana kepresidenan yang berusia lebih dari 200 tahun itu diserahkan kembali kepada pihak berwenang, untuk memastikan seni dan artefaknya yang berharga tidak rusak.

"Bangunan ini adalah harta nasional dan harus dilindungi," kata dikutip dari kantor berita AFP. "Harus ada audit yang tepat dan properti dikembalikan ke negara."

Ratusan ribu orang merangsek masuk kompleks tersebut setelah Presiden Sri Lanka kabur ke Maladewa dan penjaga keamanannya mundur.

"Ada upaya mengembalikan bangunan itu kepada pihak berwenang," kata seorang pedemo yang ikut mengampanyekan slogan #GotaGoHome, kepada AFP.

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tiba di sebuah kuil Buddha di Colombo, Sri Lanka, Kamis (12/5/2022). AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tiba di sebuah kuil Buddha di Colombo, Sri Lanka, Kamis (12/5/2022).
Dalam pidato yang disiarkan televisi setelah ribuan orang merebut kantornya di Colombo, Wickremesinghe menyatakan, "Mereka yang ke kantor saya ingin menghentikanku dari melaksanakan tanggung jawab sebagai penjabat presiden."

"Kami tidak bisa membiarkan fasis mengambil alih. Itulah mengapa saya mengumumkan keadaan darurat nasional dan jam malam," tambahnya.

Baca juga:

Jam malam telah dicabut pada Kamis (14/7/2022) dini hari, tetapi polisi mengatakan bahwa seorang tentara dan polisi terluka dalam bentrokan semalam dengan pengunjuk rasa di luar gedung parlemen nasional.

Rumah sakit utama di Colombo mengatakan, sekitar 85 orang dirawat dengan luka-luka pada Rabu (13/7/2022), dan satu orang tewas karena lemas setelah terkena gas air mata di kantor perdana menteri.

Gotabaya Rajapaksa berjanji mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022), tetapi sejauh ini belum ada pengumuman dia telah melakukannya.

Baca juga: 5 Negara yang Bangkrut Sebelum Sri Lanka, Bagaimana Cara Mereka Bertahan?

Krisis Sri Lanka yang berujung demo ricuh membuat Presiden Sri Lanka melarikan diri ke Maladewa bersama istri dan dua pengawalnya menggunakan pesawat militer. Mereka diperkirakan menuju Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com