Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Albanese Tegaskan Jet Tempur China Cegat Pesawat Australia di Wilayah Udara Internasional

Kompas.com - 08/06/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com – Pada 26 Mei, jet tempur China dilaporkan mencegat pesawat patroli Australia di wilayah udara internasional di Laut China Selatan.

Selain mencegat pesawat patroli P-8 milik Australia, jet tempur China tersebut juga melepaskan potongan-potongan kecil aluminium, yang dikenal sebagai chaff.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menanggapi dengan singkat ketika ditanya tentang insiden tersebut.

Baca juga: Pesawat Putra Bungsu Ratu Elisabeth II Mendarat Darurat akibat Masalah Teknis

"Insiden ini terjadi di wilayah udara internasional. Titik," kata Albanese dalam konferensi pers, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (8/6/2022).

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei pada Selasa (7/6/2022) menuturkan bahwa pesawat P-8 itu mendekati wilayah udara Kepulauan Paracel.

Kepulauan Paracel adalah wilayah sengketa terletak di Laut China Selatan, Beijing mengeklaimnya dan menamainya Xisha.

Tan mengatakan, pihak China mengeluarkan peringatan untuk mengusir pesawat patroli P-8 milik Australia tersebut.

Baca juga: Joe Biden Dievakuasi, Ada Pesawat Tak Dikenal Masuki Wilayah Terlarang

Dia menuduh pesawat Australia itu mengancam kedaulatan dan keamanan China, dan menuding Canberra menyebarkan informasi palsu.

Australia sebelumnya mengatakan, jet tempur China tersebut terbang memotong di depan pesawat patroli P-8 lalu melepaskan chaff.

Beberapa potong chaff dilaporkan masuk ke dalam mesih P-8. Chaff dirancang untuk membingungkan rudal yang dipandu radar.

Spekulasi mencairnya hubungan dingin antara Canberra dan Beijing setelah Partai Buruh menang pemilu Australia rupanya berumur pendek.

Baca juga: Jet Tempur China Cegat Pesawat Pengintai Australia, Lepaskan Potongan Aluminium

Perdana Menteri China Li Keqiang sempat mengirimkan ucapan selamat beberapa hari setelah Partai Buruh menang dalam pemilu Australia.

Tetapi sejak saat itu, kedua negara berdebat tentang insiden jet, saingan diplomatik, dan ambisi keamanan di kawasan Pasifik Selatan.

Hubungan kedua negara telah memburuk dalam dua tahun terakhir setelah Canberra menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul pandemi Covid-19 dan melarang raksasa telekomunikasi Huawei membangun jaringan 5G Australia.

China lantas membalasnya dengan mengenakan tarif atau mengganggu puluhan industri utama Australia, termasuk anggur, jelai, dan batu bara.

Baca juga: Putin: Pasukan Anti-Pesawat Rusia Meremukkan Senjata Musuh Seperti Kacang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com