Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah-wajah Figur Publik Ini Dicuri oleh Akun Medsos Palsu untuk Dukung Vladimir Putin

Kompas.com - 16/05/2022, 13:28 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

NEWS DELHI, KOMPAS.com - Seorang pemengaruh India, ER Yamini, tidak pernah mencuit di Twitter sepanjang hidupnya karena dia lebih suka mengembangkan basis pengikutnya yang besar di Instagram dan YouTube.

Namun pada awal Maret lalu, sebuah akun Twitter yang menggunakan foto Yamini mencuit,  "#IStandWithPutin. Persahabatan Sejati", sambil menyertakan video dua pria berpelukan, yang satu mewakili India dan yang satunya lagi mewakili Rusia.

Yamini mengatakan dia tidak mendukung Rusia maupun Ukraina dalam perang yang tengah berlangsung saat ini.

Baca juga: Di India Sempat Muncul Juga Wanita Jadi Imam Shalat Jumat

Temuan itu membuat dia khawatir akan reaksi para penggemarnya.

"Kalau mereka melihat twit itu, apa yang akan mereka pikirkan mengenai saya?" kata dia.

"Seharusnya mereka tidak menggunakan foto saya di profil itu," tambah Yamini.

Akun palsu tersebut merupakan bagian dari jejaring yang mempromosikan Presiden Rusia Vladimir Putin di Twitter.

Akun-akun dari jejaring itu menggunakan tagar #IStandWithPutin dan #IStandWithRussia pada 2 dan 3 Maret.

Twit-twit itu berhasil menjadi topik populer khususnya di negara-negara bagian selatan seperti India, Pakistan, Afrika Selatan, serta Nigeria dan menunjukkan dukungan untuk perang.

Sebagian dari aktivitas di Twitter yang terlacak merupakan konten organik. Itu artinya, konten-konten itu diproduksi oleh orang-orang yang nyata dan menggambarkan dukungan yang tulus untuk Putin dan Rusia dari sejumlah negara.

Baca juga: amina wadud yang Jadi Wanita Pertama Pimpin Shalat Jumat: Saya Tak Berniat Menjadi Kontroversial

Tetapi, banyak dari profil-profil lainnnya nampak tidak autentik, mereka me-retweet pesan dalam jumlah banyak, dan membuat beberapa konten original yang muncul belakangan ini.

"Konten-konten itu kemungkinan dibuat oleh bot menggunakan profil palsu atau akun yang diretas, yang secara artifisial memperkuat dukungan untuk Putin di negara-negara tersebut," kata Carl Miller, salah satu pendiri CASM Technology, sebuah perusahaan yang meneliti kejahatan daring dan disinformasi.

CASM Technology melacak 9.907 profil yang mempromosikan dukungan untuk Rusia pada 2 dan 3 Maret dalam berbagai bahasa. Lebih dari 1.000 akun memiliki ciri seperti spam.

BBC menginvestigasi ratusan akun yang tampak tidak autentik ini. Temuan BBC mempertegas dugaan Miller, bahwa akun-akun tersebut mencoba tampil sebagai akun asli, namun sebetulnya merupakan akun palsu.

Dengan metode pencarian gambar terbalik, BBC menemukan bahwa foto yang digunakan oleh akun-akun tersebut diambil dari akun para selebriti, pemengaruh media sosial, hingga pengguna biasa yang tidak menyadari bahwa foto mereka dimanfaatkan untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com