Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bolivia, Tahanan Bisa Dikurangi Masa Hukumannya Jika Mau Membaca Buku

Kompas.com - 08/05/2022, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LA PAZ, KOMPAS.com – Para tahanan di penjara-penjara Bolivia yang penuh sesak kini dapat dikurangi masa hukumannya jika mau membaca buku.

Program baru tersebut dipengaruhi oleh program di Brasil yang bertujuan untuk menyebarkan literasi dan memberi harapan, meski proses peradilannya terkenal lambat.

Dilansir Reuters, Selasa (3/5/2022), program tersebut dinamakan "Buku di balik jeruji besi”.

Baca juga: Abaikan Risiko Hukuman Penjara, Imam Ortodoks Rusia Buka Suara Menentang Perang Putin

Program ini menawarkan para tahanan kesempatan untuk keluar dari penjara beberapa hari atau pekan sebelum tanggal pembebasan mereka.

Bolivia tidak memiliki hukuman seumur hidup atau hukuman mati. Tetapi, penahanan pra-sidang dapat berlangsung selama bertahun-tahun karena sistem peradilan yang lambat.

Program tersebut telah diluncurkan di 47 penjara yang tidak memiliki sumber daya untuk membayar pendidikan, program reintegrasi, atau bantuan sosial bagi para tahanan.

Program tersebut rupanya disambut baik. Sejauh ini, 865 narapidana sedang membaca dan meningkatkan keterampilan membaca serta menulis mereka.

Baca juga: Kisah Warga Ukraina yang Mengaku Disiksa di Penjara Rusia dan Diberi Kartu Identitas Nama Negara Bagian dari Uni Soviet

Salah satunya adalah Jaqueline, yang telah membaca delapan buku dalam setahun dan telah lulus empat tes membaca.

“Sangat sulit bagi orang-orang seperti kami yang tidak memiliki penghasilan dan tidak memiliki keluarga di luar. Ada orang di sini, misalnya, yang baru belajar membaca dan menulis,” ujarnya.

Nadia Cruz dari kantor Ombudsman Bolivia mengatakan bahwa membaca bisa membantu para tahanan menunggu persidangan.

“Itu penting karena apa yang dikurangi relatif sedikit, dalam beberapa jam atau hari, tergantung pada apa yang diputuskan dewan,” kata Cruz kepada Reuters.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dinyatakan Bersalah atas Kasus Korupsi, Dihukum 5 Tahun Penjara

Penjara di Bolivia telah lama menderita karena kondisi penuh sesak dan tidak sehat. Beberapa tahanan melakukan protes atas kurangnya perawatan kesehatan, menurut Human Rights Watch.

Di tengah kesulitan-kesulitan ini, belajar membaca bisa seperti melarikan diri dari tembok penjara, setidaknya dalam pikiran, kata Mildred, seorang narapidana di penjara wanita Obraje di La Paz.

“Ketika saya membaca, saya berhubungan dengan seluruh alam semesta. Dinding dan jeruji menghilang,” ujar Mildred.

Baca juga: Skandal Korupsi 1MDB Malaysia: Bankir Roger Ng Dinyatakan Bersalah Dihukum 30 Tahun Penjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com