Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden El Salvador Sebut 6.000 Anggota Geng Telah Ditangkap, Ancam Tak Kasih Makan di Penjara

Kompas.com - 05/04/2022, 16:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

SAN SALVADOR, KOMPAS.com - Presiden El Salvador Nayib Bukel pada Senin (4/4/2022), mengatakan lebih dari 6.000 anggota geng telah ditahan dalam sembilan hari pertama pemberlakuan keadaan darurat di El Salvador.

Keadaan darurat diberlakukan di El Salvador untuk merespons gelombang pembunuhan penduduk yang melonjak.

Negara Amerika Tengah itu mengumumkan langkah-langkah darurat -memungkinkan penangkapan anggota geng tanpa surat perintah- pada pekan lalu setelah ditemukan 87 laporan pembunuhan dari 25 hingga 27 Maret.

Baca juga: El Salvador Umumkan Keadaan Darurat Setelah 62 Orang Lebih Tewas Terkait Aksi Geng

Kemarin, Presiden El Salvador mengatakan 6.000 anggota geng telah ditahan dalam waktu kurang dari seminggu.

Penangkapan ini akan memperbanyak jumlah anggota geng yang dipenjara di El Salvador.

Negara itu mencatat sudah ada 16.000 anggota geng yang kini menempati penjara-penjara.

Berbicara di barak polisi di ibu kota San Salvador, Bukele menyampaikan keprihatinan publik tentang geng yang membalas dendam pada penduduk karena operasi penangkapan besar-besaran.

“Jika mereka melakukan tindakan balas dendam, tidak akan ada satu kali makan pun di penjara," kata presiden, dilansir dari AFP.

"Saya bersumpah demi Tuhan bahwa mereka tidak akan makan satu butir nasi pun, dan kita akan melihat berapa lama mereka bertahan, dan saya tidak peduli apa yang dikatakan organisasi internasional," tambahnya.

Baca juga: 62 Orang Tewas Akibat Konflik Geng, El Salvador Berlakukan Status Darurat Nasional

Selain penangkapan tanpa surat perintah, tindakan darurat -yang berlangsung selama satu bulan- di El Salvador juga akan membatasi kebebasan berkumpul, sementara panggilan telepon dan email dapat disadap tanpa perintah pengadilan.

Pemberlakuan kekuasaan yang begitu luas dan cepat yang diberikan kepada militer dan polisi telah menimbulkan kekhawatiran dari organisasi-organisasi hak asasi manusia lokal dan internasional.

Bukele menambahkan bahwa dia telah memerintahkan pembangunan penjara dengan keamanan maksimum dengan kapasitas 20.000 narapidana.

"Hanya ada dua cara: penjara atau kematian," katanya.

Presiden berusia 40 tahun yang terpilih pada 2019 itu mendapat dukungan luas di El Salvador atas janjinya untuk memerangi kejahatan terorganisir dan meningkatkan keamanan di negara yang dilanda kekerasan itu.

Pekan lalu, parlemen yang dikuasai partai berkuasa mereformasi hukum pidana untuk meningkatkan hukuman maksimum bagi anggota geng dari sembilan menjadi 45 tahun penjara.

Baca juga: Wanita El Salvador yang Dipenjara 30 Tahun karena Aborsi, Dibebaskan Setelah 10 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com