MOSKWA, KOMPAS.com – Pada Rabu (13/4/2022) Rusia menyebut bahwa klaim yang dilontarkan AS dan Ukraina bahwa Moskwa dapat menggunakan senjata kimia di Ukraina adalah kebohongan.
Rusia menegaskan bahwa pihaknya telah menghancurkan stok bahan kimia terakhirnya pada 2017, sebagaimana dilansir Reuters.
Sebelumnya, tepatnya pada Selasa (12/4/2022), Kementerian Pertahanan Ukraina mengaku sedang menyelidiki klaim yang menyebutkan Rusia menggunakan senjata kimia di Kota Mariupol.
Baca juga: Presiden Ukraina Ejek Rusia yang Klaim Perang Sudah Sesuai Rencana
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa Washington khawatir Rusia mungkin akan menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Klaim-klaim tersebut lantas dibantah oleh Kedutaan Besar Rusia di Washington, sebagaimana dilansir Reuters.
Kedutaan Rusia mengatakan, kaum radikal Ukraina sedang bersiap untuk melakukan provokasi dengan menggunakan senjata kimia.
Kedutaa Rusia di Washinton juga menyebut Kementerian Luar Negeri AS telah menyebarkan disinformasi dam kebohongan.
Baca juga: Buku Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Darmono Diterjemahkan ke Bahasa Rusia
“Kami menyerukan Washington untuk berhenti menyebarkan disinformasi,” kata Kedutaan Besar Rusia di Washington dalam sebuah pernyataan.
“Ned Price sekali lagi membedakan dirinya dengan omong kosongnya, tidak didukung oleh satu bukti pun,” sambung Kedutaan Besar Rusia di Washington.
Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari dan menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Pasukan Ukraina lantas memberikan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya untuk memaksanya menarik pasukannya.
Baca juga: Bersiap Perang Rusia-Ukraina Bisa Bertahun-tahun, Pentagon Kumpulkan 8 Produsen Senjata AS