Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polandia Ambil Alih Kompleks 'Sarang Mata-mata' Rusia untuk Diberikan kepada Ukraina

Kompas.com - 12/04/2022, 08:26 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

WARSAWA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Polandia pada Senin (11/4/2022) mengambil alih bekas situs diplomatik Rusia, yang dijuluki "sarang mata-mata" dan menjadi pusat perselisihan bilateral, untuk digunakan Ukraina.

"Saya senang bahwa secara simbolis kami dapat menunjukkan bahwa Warsawa membantu teman-teman Ukraina kami," kata Wali Kota Warsawa Rafal Trzaskowski kepada wartawan sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-47 Serangan Rusia ke Ukraina: Prospek Perdamaian Suram, AS-Eropa Bergerak Kirim Lebih Banyak Senjata, Pertempuran Diyakini Akan Makin Berdarah

"Kami telah mengambil kembali apa yang disebut 'sarang mata-mata' dan ingin menyerahkannya kepada tamu Ukraina kami," tambahnya menggunakan nama panggilan lokal untuk bangunan tersebut, atau "Szpiegowo" dalam bahasa Polandia.

Dia memasuki tempat itu dengan juru sita dan duta besar Ukraina untuk Polandia. Seorang diplomat Rusia yang hadir di tempat kejadian memprotes langkah tersebut.

Komplek itu menawarkan puluhan apartemen dan 10 lantai. Gedung yang dibangun pada 1970-an di selatan ibu kota ini, pernah digunakan oleh diplomat Soviet kemudian oleh kedutaan Rusia.

Sejak 1990-an situs itu praktis ditinggalkan dan sekarang rusak. Namun, bangunan itu masih menjadi subyek sengketa hukum antara Polandia dan Rusia, dengan masing-masing pihak mengklaim kepemilikan.

Apartemen tersebut dibangun di bawah perjanjian pertukaran tanah antara Polandia dan Uni Soviet pada 1974, yang membuat Moskwa menerima sembilan properti baru di Warsawa.

Tim keamanan Polandia menjaga pintu masuk ke kompleks yang telah digunakan oleh diplomat dan pengusaha era Soviet dan Rusia dan diklaim kembali oleh kota Warsawa dengan maksud untuk membuatnya tersedia untuk komunitas Ukraina di Warsawa, Polandia, pada hari Senin, 11 April 2022. AP PHOTO/CZAREK SOKOLOWSKI Tim keamanan Polandia menjaga pintu masuk ke kompleks yang telah digunakan oleh diplomat dan pengusaha era Soviet dan Rusia dan diklaim kembali oleh kota Warsawa dengan maksud untuk membuatnya tersedia untuk komunitas Ukraina di Warsawa, Polandia, pada hari Senin, 11 April 2022.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Rusia Hancurkan Sistem Rudal S-300 Ukraina | Tukang Ojek Kembalikan Uang Rp 527 Juta

Pihak Soviet seharusnya memberi Polandia sesuatu yang setara di Moskwa, tetapi itu tidak pernah terwujud.

Pada 2008, Warsawa mengakhiri perjanjian dan menuntut pengembalian bangunan.

Pengadilan Polandia memerintahkan Rusia untuk mematuhinya pada 2016, juga memutuskan bahwa mereka harus memberikan kompensasi kepada Polandia sebesar 1,8 juta dollar AS (Rp 25,8 miliar) karena menduduki lahan secara ilegal.

Moskwa telah menolak untuk menindaklanjuti.

Andrii Deshchytsia, duta besar Ukraina untuk Polandia, mengatakan situs itu "pasti akan bermanfaat bagi orang-orang Ukraina."

"Mungkin ada sekolah, atau mungkin taman kanak-kanak atau apartemen," katanya kepada wartawan, seraya menambahkan, "Kami ingin melakukannya secara legal, tidak seperti Rusia".

"Kami tidak ingin menduduki apa pun sebelum secara hukum dialihkan."

Baca juga: Rusia Hancurkan Sistem Rudal S-300 Ukraina yang Dipasok Eropa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com