JENEWA, KOMPAS.com – WHO Eropa sedang mempersiapkan penyelidikan mengenai serangan kimia di Ukraina.
Hal tersebut disampaikan Direktur WHO Eropa Hans Kluge sebagai tanda bahwa organisasi tersebut menganggap serius peringatan yang muncul dari Barat dan Moskwa.
"Mengingat ketidakpastian situasi saat ini, tidak ada jaminan bahwa perang tidak akan bertambah buruk," kata Kluge, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (7/4/2022).
Baca juga: Ukraina Sampaikan 3 Kebutuhan Mendesaknya pada NATO: Senjata, Senjata dan Senjata
"WHO sedang mempertimbangkan semua skenario dan membuat kontinjensi untuk situasi berbeda yang dapat menimpa rakyat Ukraina, dari korban massal hingga serangan kimia," sambung Kluge.
Dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang persiapan.
Dalam pengarahan yang sama, Direktur Insiden WHO Heather Papowitz menuturkan, Ukraina adalah negara industri dengan "bahaya kimia" yang dapat terkena serangan yang berbeda.
Pejabat Barat telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menggunakan senjata kimia dan biologi di Ukraina meski tanpa memberikan bukti.
Baca juga: Sejak Perang Ukraina, Uni Eropa Rupanya Gelontorkan Rp 549 Triliun Beli Energi Rusia
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Kyiv, juga tanpa bukti, merencanakan serangan kimia terhadap rakyatnya sendiri.
Ditanya langsung tentang kemungkinan serangan kimia Rusia di Ukraina, Kluge berujar, "Jawaban singkatnya adalah bahwa WHO sedang mempersiapkan segala kemungkinan dalam mandat kami."
Sebuah database WHO menunjukkan bahwa telah terjadi 91 serangan terhadap infrastruktur perawatan kesehatan Ukraina yang mengakibatkan 73 kematian sejak invasi dimulai.
Organisasi Doctors Withouth Borders menyaksikan pengeboman di sebuah rumah sakit pada pekan ini.
Baca juga: NATO: Perang Ukraina-Rusia Bisa Terjadi Bertahun-tahun
Kepala Kantor WHO di Ukraina Jarno Habicht mengatakan, pengeboman tersebut memupus harapan masyarakat.
“Karena rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan adalah tempat orang-orang pergi untuk dirawat dan disembuhkan,” ujar Habicht.
Papowitz memperkirakan, kematian akibat penyakit yang biasanya mudah diobati seperti pneumonia dan diare pada anak-anak akan lebih banyak.
Kluge menambahkan, WHO berkoordinasi dengan Uni Eropa untuk melakukan triase pasien yang datang dari Ukraina dan mengatur agar mereka dikirim untuk dirawat di Eropa.
Baca juga: Presiden Polandia: Rusia Ingin Lenyapkan Bangsa Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.