Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Eropa Menolak Keras Memboikot Energi Rusia?

Kompas.com - 07/04/2022, 20:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menjatuhkan rangkaian baru sanksi ke Rusia, setelah gambar-gambar mengejutkan terungkap dari kota Bucha di Ukraina dan menuduh pasukan Moskwa melakukan kejahatan perang.

Tambahan sanksi ke Rusia pada Rabu (6/4/2022) menghantam bank-bank dan elit Rusia, membekukan cadangan mata uang asing rezim, termasuk melarang orang AS berinvestasi di Rusia. Tetapi, tanggapan terbaru masih mengecualikan transaksi energi Rusia.

Baca juga: Siapa Anak Putin dan Kenapa Jadi Target Sanksi Rusia dari AS?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengapresiasi pengumuman itu, tetapi mengkritik Barat yang terlihat ragu-ragu menargetkan sektor energi Rusia, yang dinilai menghasilkan begitu banyak uang.

Sejak awal serangan Rusia ke Ukraina, Uni Eropa (UE) telah memberikan 35 miliar euro (Rp 548 triliun) kepada Vladimir Putin untuk pasokan energinya saja. Kontras dengan itu, aliansi tersebut menjanjikan bantuan pertahanan Ukraina sebesar 1 miliar euro (Rp 15,6 triliun).

Usulan untuk menargetkan sektor energi Rusia sudah di atas meja. Akan tetapi rencana itu menghadapi perlawanan dari Jerman, Austria dan Hongaria, mengingat ketergantungannya yang besar energi Rusia.

Berikut adalah fakta kunci seputar ekspor energi Rusia ke Eropa dan kemungkinan untuk memboikotnya di tengah ketidakpastian perang di Ukraina menurut laporan AP.

Baca juga: Siapa Anak Putin dan Kenapa Jadi Target Sanksi Rusia dari AS?

Apa yang dipertaruhkan?

Uni Eropa mendapatkan sekitar 40 persen gas alamnya dari Rusia, yang digunakan untuk memanaskan rumah, menghasilkan listrik dan memasok industri dengan energi dan bahan baku utama untuk produk seperti pupuk.

Untuk minyak, sekitar 25 persen, yang sebagian besar digunakan untuk bensin dan solar sebagai bahan bakar kendaraan.

Rusia memasok sekitar 14 persen solar, kata analis S&P Global, dan pemangkasannya dapat mendorong harga bahan bakar truk dan traktor yang sudah tinggi melonjak.

Mengapa Eropa tidak bisa memangkas energi Rusia seperti AS?

AS hanya mengimpor sedikit minyak Rusia dan mampu memenuhi kebutuhan gas dan sebagian besar kebutuhan energinya berkat “fracking”. Sementara itu, 27 negara Uni Eropa bergantung pada impor karena produksi cadangan minyak dan gas telah menurun.

Dari 155 miliar meter kubik gas yang diimpor Eropa dari Rusia setiap tahun, 140 miliar berasal dari pipa yang melintasi Ukraina, Polandia, dan di bawah Laut Baltik.

Baca juga: Zelensky Tuntut Barat Mempercepat Embargo Minyak Rusia: “Penundaan Merenggut Nyawa”

Eropa berebut untuk mendapatkan pasokan tambahan dengan kapal dalam bentuk gas alam cair, atau LNG, tetapi itu tidak dapat menebus kehilangan gas melalui pipa.

LNG juga jauh lebih mahal, dan pemasok sudah maksimal. Beberapa negara Eropa seperti Spanyol memang sudah terhubung dengan baik ke terminal LNG. Proyek-proyek baru juga sedang dikerjakan di tempat-tempat seperti Yunani dan Polandia.

Namun, tidak ada infrastruktur yang bisa mengirimkan pasokan itu hingga ke seluruh Eropa. Pembangunan terminal impor LNG dan jaringan pipa untuk menghubungkan gas ke tempat-tempat yang membutuhkannya bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Karena ketergantungan energi Rusia bervariasi di tiap negara, kesepakatan tentang boikot itu lebih sulit dicapai di Uni Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com