NEW DELHI, KOMPAS.com - Krisis diplomasi akibat Invasi Rusia terhadap Ukraina perlahan membuat India terdesak. New Delhi saat ini masih sangat bergantung dari impor senjata Rusia, namun juga berharap besar pada aliansi pertahanan The Quad bersama AS, Australia, dan Jepang untuk melawan China.
Setelah menemui rekan sejawatnya di China pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat (1/4/2022) melawat ke New Delhi untuk menemui Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jasihankar.
"Kami sangat menghargai bahwa India melihat situasi ini dengan menimbang semua fakta, dan tidak hanya satu pihak,” katanya begitu tiba di India. "Kami akan terus melanjutkan kerjasama di bidang energi, sains dan teknologi, antariksa, serta industri farmasi,” imbuh Lavrov.
Baca juga: Turunkan Ketegangan Nuklir dengan Rusia, AS Batalkan Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua
Jaishankar mengatakan, kedua negara selama ini memandang penting perluasan kerja sama bilateral, namun menimbang perlunya pembahasan lebih lanjut di tengah situasi internasional yang sulit.
"India, sebagaimana yang Anda tahu, selalu mendukung langkah mengatasi perbedaan dan sengketa melalui dialog dan diplomasi,” kata dia.
Lavrov dijadwalkan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi sebelum kembali ke Moskwa pada Jumat malam waktu setempat.
Delegasi pejabat tinggi kedua negara antara lain diagendakan membahas mekanisme pembayaran minyak dengan mata uang rubel dan rupee. Pertalian dagang itu kini dipersulit oleh sanksi ekonomi terhadap Rusia, lapor Reuters.
Baca juga: Rusia Perkuat Perbatasan Baratnya, Singgung Ancaman Militer dari Negara Lain
Di Washington, wakil penasehat keamanan nasional Daleep Singh mengatakan, pemerintah AS tidak akan menetapkan garis merah bagi India untuk mengimpor minyak dari Rusia. Tapi dia mengakui pihaknya tidak ingin melihat adanya "akselerasi dramatis” dalam jumlah pembelian.
Hal serupa diungkapnya Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss saat berkunjung ke India untuk menemui Jasihankar, Kamis (31/1/2022). Keduanya membahas kerja sama pertahanan, seiring upaya New Delhi mengurangi kebergantungan dari Rusia, kata seorang pejabat India kepada AP.
Liz Truss berusaha membujuk India agar menaati sanksi barat terhadap Rusia, dengan menutup akses Moskwa terhadap cadangan emas, serta keuntungan dari perdagangan minyak dan gas. Dia mengatakan, hal yang sama akan dibahas pekan depan dalam KTT G7 yang mengagendakan kebergantungan energi terhadap Rusia.
Baca juga: Pasukan Rusia Gunakan Gereja Sebagai Pijakan Serang Kyiv
Negara-negara barat sempat dibuat kecewa oleh keengganan India mengecam invasi Rusia terhadap Ukraina. Dalam sebuah pertemuan terpisah di New Delhi, Truss menegaskan pentingnya bagi negara-negara demokrasi di dunia untuk menentang agresi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Jika dia berhasil menggulingkan sebuah negara berdaulat, lantas pesan seperti apa yang akan diterima oleh agresor lain?” tukasnya di Forum Staregis India-Inggris.
"Dampak krisis ini sangat luas. Hal ini menggarisbawahi pentingnya bagi negara-negara yang sepemikiran untuk saling memperkuat kooperasi, dan bagi kami untuk bekerjasama secara lebih erat dengan India.”
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-37 Serangan Rusia ke Ukraina, Pasukan Moskwa Didesak Mundur dari Kyiv
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.