Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pimpinan Saudi Janji Hentikan Operasi Militer di Yaman Selama Bulan Ramadhan, tapi Houthi Berkata Lain

Kompas.com - 30/03/2022, 11:04 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

RIYADH, KOMPAS - Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman mengatakan akan menghentikan operasi militer mulai Rabu (30/3/2022), menyusul seruan PBB untuk gencatan senjata selama bulan Ramadhan.

Peperangan pecah pada 2015 antara aliansi militer yang dipimpin Saudi dan gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Sejak saat itu, PBB telah bekerja dengan keduanya, untuk mengamankan kesepakatan damai dan mengurangi krisis kemanusiaan yang mengerikan di negara miskin tersebut.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Rusia Tak Masalah Dicoret dari G20 | Aturan Pembatasan Pengeras Suara Masjid Saudi

Gencatan senjata ini merupakan langkah paling signifikan dalam upaya perdamaian dalam lebih dari tiga tahun, setelah masyarakat internasional berjuang mengakhiri konflik tujuh tahun, yang menewaskan puluhan ribu dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan.

"Komando pasukan gabungan koalisi mengumumkan penghentian operasi militer di Yaman mulai Rabu (30/3/2022) pukul 6 pagi," mengutip pernyataan dari juru bicara koalisi Brigadir Jenderal Turki al-Malki pada Selasa (29/2/2022) malam menurut laporan kantor berita negara Saudi SPA.

Pemimpin Houthi Mohammed al-Bukaiti dalam unggahannya di Twitter mengatakan "pengepungan paksa di Yaman adalah tindakan militer karena dipaksakan oleh kekuatan senjata. Jika pengepungan tidak dicabut, pengumuman koalisi bahwa mereka menghentikan operasi militernya tidak akan ada artinya.”

"Ini berarti operasi militer kami untuk mematahkan pengepungan akan terus berlanjut", tambahnya dilansir dari Reuters.

SPA mewartakan keputusan itu diambil di tengah upaya internasional untuk mengakhiri krisis Yaman dan mencapai solusi politik yang komprehensif.

Baca juga: Arab Saudi Keluarkan Aturan Pembatasan Pengeras Suara Masjid Selama Ramadhan 2022

Proposal PBB menyerukan gencatan senjata sementara selama Bulan Ramadhan.

Sebagai imbalannya, kapal bahan bakar akan diizinkan berlabuh di pelabuhan Hodeidah, yang dikuasai Houthi. Sejumlah kecil penerbangan komersial juga boleh beroperasi dari bandara Sanaa, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Bulan Ramadhan sendiri akan dimulai akhir pekan ini.

data PBB menunjukkan, empat kapal bahan bakar menunggu di lepas pelabuhan Hodeidah pada 27 Maret. Itu termasuk sebuah kapal tanker yang terjebak di daerah penahanan koalisi selama hampir tiga bulan.

Bandara Sanaa ditutup sejak 2015, ketika koalisi melakukan intervensi setelah Houthi menggulingkan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi pada 2014. Koalisi pimpinan Saudi akhirnya mengendalikan laut dan ruang udara Yaman.

Rencana yang disusun oleh utusan khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg juga didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan kekuatan Barat lainnya, kata kedua sumber tersebut.

Baca juga: Koalisi Pimpinan Saudi Serang Yaman Saat Ada Pengumuman Gencatan Senjata dari Houthi

Juru bicara Grundberg Ismini Palla menolak mengomentari rincian proposal tersebut. Hanya menurutnya, gencatan senjata itu bertujuan untuk memberikan istirahat yang sangat dibutuhkan Yaman dari kekerasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com