Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tak Ingin Tawar-menawar, jika Kepentingannya Tak Tercapai, Serangan Akan Berlanjut

Kompas.com - 23/03/2022, 15:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Rusia untuk Indonesia menyatakan tekad Moskwa untuk mempertahankan kepentingannya, tanpa tawar-menawar dalam perundingan damai untuk menghentikan serangannya ke Ukraina.

“Kami tak akan tawar-menawar, kami melindungi kepentingan kami. Tujuan kami untuk demiliterisasi dan de-nazifikasi Ukraina. Dan menurut Presiden kami (Vladimir Putin) itu akan terwujud,” ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyovo dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu (23/3/2022).

Baca juga: Rusia Hancurkan Laboratorium Berisi Peralatan Analisis Berharga di Chernobyl

“Jika kami dapat melakukannya lewat cara diplomatik itu akan baik dan operasi (militer) akan langsung berhenti. Tapi jika kami tidak dapat melakukannya secara diplomatik kami akan melanjutkan.” tegasnya.

Dia mengaku tidak bisa memberi tahu tanggal pasti kapan operasi militer Rusia akan berakhir, tetapi mengeklaim bahwa pihaknya juga berharap perdamaian bisa segera tercapai.

Sejauh ini Rusia masih menunggu hasil perundingan tingkat tinggi yang berjalan di Belarus. Belum ada rencana untuk pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden

“Itu bukan keinginan kami (perang), kami tidak menduduki Ukraina, kami tidak ingin menghancurkan Ukraina, kami tidak ingin menyakiti orang Ukraina. Kami tidak ingin melakukan itu.”

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia juga membantah sejumlah gambar yang beredar, terutama soal berbagai kerusakan yang terjadi di Ukraina.

Baca juga: 5 Dampak Ekonomi Global dari Sebulan Perang Rusia-Ukraina

Rusia mengeklaim tidak banyak kerusakan yang terjadi. Pihaknya mengaku turut memberikan bantuan kemanusiaan dan membuka waktu untuk koridor kemanusiaan, termasuk bersedia menerima orang-orang dari Ukraina.

“Mereka bisa datang ke Rusia. Kami telah menerima sekitar seratus ribu orang Ukraina yang mau masuk ke Rusia.“ tambahnya.

Sebelumnya setidaknya rancangan 15 poin kesepakatan perdamaian menuju persetujuan gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.

Dokumen tersebut akan mendorong Kyiv menyetujui netralitas dan menerima pembatasan militernya, supaya serangan Rusia ke Ukraina terutama kepada warga sipilnya dihentikan.

Volodymyr Zelensky juga diminta meninggalkan ambisi keanggotaan NATO, dan berjanji tidak menjadikan Ukraina sebagai tuan rumah pangkalan militer atau persenjataan Barat dengan imbalan perlindungan.

Baca juga: 100.000 Warga Terperangkap di Mariupol Ukraina, Hadapi Kelaparan dan Kehausan

Sumber yang diberi pengarahan tentang pembicaraan tersebut mengatakan kepada Financial Times, bahwa ketentuan lain termasuk hak mengabadikan bahasa Rusia di Ukraina.

Poin terbesar dalam kesepakatan perdamaian itu tetap desakan Rusia bahwa Ukraina mengakui aneksasi Krimea dan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.

Dalam perkembangannya, Ukraina mengatakan bahwa poin-poin itu masih sepenuhnya merupakan rancangan dari Rusia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com