LONDON, KOMPAS.com – Seorang penipu dari Rusia menipu dua menteri Inggris dengan menyamar sebagai Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal untuk mendapatkan informasi sensitif sekaligus mempermalukan mereka.
Tak tanggung-tanggung, dua menteri Inggris yang tertipu adalah Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dan Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel.
Upaya penipuan tersebut terjadi melalui panggilan video melalui platform Microsoft Teams, sebagaimana dilansir The Telegraph, Kamis (17/3/2022).
Baca juga: China Tegaskan Tak Akan Pernah Serang Ukraina, Hubungannya dengan Rusia Pun Dipertanyakan
Saat panggilan video dilangsungkan, yang diatur oleh sebuah departemen di Inggris, Wallace sedang berada di Polandia dan percaya bahwa dia sedang berbicara dengan Shmyhal.
Dia mengaku bahwa pria itu tampak dan terdengar seperti Shmyhal. Tetapi, Wallace menjadi curiga ketika si penipu mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan keamanan Inggris.
Pertanyaan tersebut termasuk potensi penyebaran kapal perang Inggris ke Laut Hitam dan prospek Ukraina menjatuhkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Wallace lantas mengakhiri pembicaraan tersebut setelah panggilan telepon berlangsung sekitar delapan atau sembilan menit.
Baca juga: Presiden Zelensky ke Rusia: Inilah Saatnya untuk Bertemu, Jika Tidak...
Kini, dia khawatir insiden tersebut dapat digunakan oleh Rusia sebagai propaganda.
Juga ada kekhawatiran insiden itu saja diatur oleh intelijen Rusia dalam upaya untuk mempermalukannya atau mendapatkan informasi sensitif.
"Dia mulai berkata, ‘Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas nama presiden atas semua bantuannya’," kata Wallace kepada The Telegraph.
Wallace juga mengaku ditanya apakah Inggris akan mengirim kapal perang ke Laut Hitam, tentang kemungkinan pakta keamanan, dan apakah Ukraina harus mendapatkan senjata nuklir.
Baca juga: Belgia Tunda Penghapusan Energi Nuklir Hingga 2035, Imbas Invasi Rusia dan Naiknya Harga
Dia juga ditanya tentang prospek Ukraina menjatuhkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO dan menjadi negara netral.
Wallace mengaku menjawab bahwa hal tersebut adalah aspek yang perlu didiskusikan yang lebih luas.
Dia juga menjelaskan bahwa Inggris tidak akan mengerahkan pasukan untuk membela Ukraina dan tidak dapat terlibat dalam diskusi tentang senjata nuklir.
Wallace lantas mengakhiri panggilan video setelah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan menjadi semakin "konyol".
Baca juga: Di Hadapan Ribuan Warganya, Putin Berjanji Rusia Akan Menang di Ukraina