Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roscosmos: Sanksi Rusia Bisa Buat ISS Seberat 500 Ton Jatuh ke Bumi

Kompas.com - 14/03/2022, 17:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Kepala badan antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin pada Sabtu (12/3/2022) memperingatkan, sanksi untuk Rusia dari negara-negara Barat dapat menyebabkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) jatuh.

Menurut Rogozin, sanksi Rusia yang beberapa di antaranya dijatuhkan sebelum invasi Rusia ke Ukraina, dapat mengganggu pengoperasian pesawat luar angkasa Rusia yang melayani ISS.

Akibatnya, segmen Rusia di ISS--yang membantu menepatkan orbitnya--dapat terpengaruh, menyebabkan benda seberat 500 ton itu jatuh ke laut atau ke dara", tulis kepala Roscosmos tersebut di Telegram yang dikutip kantor berita AFP.

Baca juga: Kerja Sama Rusia dan AS di Stasiun Luar Angkasa, Akankah Berakhir Menyusul Krisis Ukraina?

"Segmen Rusia memastikan bahwa orbit stasiun tepat (rata-rata 11 kali setahun), termasuk untuk menghindari puing-puing luar angkasa", kata Rogozin yang sering menyatakan dukungannya untuk tentara Rusia di Ukraina melalui jejaring sosial.

Sambil membuka peta lokasi kemungkinan ISS jatuh, dia menunjukkan bahwa itu tidak mungkin di Rusia.

"Tetapi penduduk negara lain, terutama yang dipimpin oleh 'anjing perang', harus memikirkan akibat sanksi terhadap Roscosmos", lanjutnya, seraya menggambarkan negara-negara yang memberlakukan sanksi sebagai "gila".

Rogozin di Twitter bulan lalu juga menyuarakan ancaman jatuhnya stasiun luar angkasa ke Bumi sambil mengecam sanksi Barat.

Pada 1 Maret NASA mengatakan, sedang berusaha mencari solusi untuk menjaga ISS di orbit tanpa bantuan Rusia.

Para awak dan persediaan diangkut ke segmen Rusia oleh pesawat luar angkasa Soyuz.

Akan tetapi Rogozin mengatakan, peluncur yang digunakan untuk lepas landas berada dalam sanksi AS sejak 2021 dan di bawah sanksi Uni Eropa serta Kanada sejak 2022.

Baca juga: Rusia Marah kepada Singapura atas Sanksi Invasi ke Ukraina

Roscosmos telah mengajukan banding ke NASA, Badan Antariksa Kanada, dan Badan Antariksa Eropa, dengan menuntut pencabutan sanksi yang mereka anggap ilegal terhadap perusahaannya.

Luar angkasa adalah salah satu area terakhir yang tersisa dalam kerja sama Amerika Serikat dan Rusia yang terus berlanjut.

Pada awal Maret, Roscosmos mengumumkan niatnya untuk memprioritaskan pembangunan satelit militer karena Rusia semakin terisolasi akibat perang di Ukraina.

Rogozin juga mengumumkan, Rusia tidak akan lagi memasok mesin roket Atlas dan Antares ke AS.

"Biarkan mereka terbang ke angkasa dengan sapu," tulisnya.

Pada 30 Maret, astronot AS Mark Vande Hei dan dua kosmonot Rusia Anton Shkaplerov serta Pyotr Dubrov dijadwalkan kembali ke Bumi dari ISS dengan pesawat Soyuz.

Baca juga: Umumkan Penghentian Penjualan Mesin Roket, Rusia Suruh AS ke Luar Angkasa Pakai Sapu Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com