WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden pada Selasa (8/3/2022) mengumumkan larangan impor minyak dan komoditas energi lainnya dari Rusia.
"Kami melarang semua impor energi minyak dan gas Rusia," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, sebagaimana dilansir Reuters.
"Itu berarti minyak Rusia tidak akan lagi diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya ke mesin perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin," imbuh Biden.
Baca juga: Presiden Ukraina Minta Barat Akui Rusia Sebagai Negara Teroris
Setelah pengumuman Biden tersebut, harga minyak mentah melonjak dengan harga minyak acuan Brent menyentuh 129,91 dollar AS per barel pada Selasa siang waktu Greenwich.
Biden telah bekerja dengan sekutu di Eropa untuk mengisolasi ekonomi Rusia yang padat energi dan Putin.
Sesaat sebelum pengumuman Biden, Inggris menyatakan akan menghentikan impor minyak dan produk minyak Rusia pada akhir tahun 2022.
Biden mengatakan, sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan sekutunya telah menyebabkan ekonomi Rusia berlubang sangat besar.
Baca juga: Politikus Rusia Usulkan Nasionalisasi Pabrik Milik Asing yang Menutup Operasi
Dia mengatakan, keputusan untuk melarang impor energi dari Rusia telah dilakukan melalui konsultasi erat dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia.
Setiap bulannya, “Negeri Paman Sam” mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahannya dari Rusia pada 2021.
Jumlah tersebut sekitar 8 persen dari impor bahan bakar cair AS menurut Administrasi Informasi Energi AS. Washington juga mengimpor sejumlah kecil batu bara dari Rusia.
Larangan energi dari Rusia diperkirakan akan membuat harga BBM di dalam negeri terkerek dan inflasi ikut melonjak.
Baca juga: AS Tak Akan Paksa Sekutu untuk Ikut Setop Impor Minyak dari Rusia
Biden memperkirakan, harga-harga akan naik lebih jauh sebagai akibat dari "perang Putin”.
Tetapi, dia berjanji untuk melakukan semua yang dia bisa untuk meminimalkan dampak pada rakyat Amerika.
Dia juga memperingatkan perusahaan-perusahaan gas AS agar tidak mengeksploitasi situasi yang terjadi untuk terlibat dalam permainan harga.
Baca juga: AS Khawatir Rusia Ingin Rebut Bahan Penelitian Biologis di Ukraina untuk Keperluan Senjata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.