WASHINGTON DC., KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Selasa (8/3/2022), bahwa pihaknya bekerja dengan Ukraina untuk mencegah invasi pasukan Rusia dari menyita bahan penelitian biologis di tengah kekhawatiran pemerintah atau aktor yang tidak bermoral mungkin mencoba menggunakan barang-barang tersebut untuk membuat senjata biologis.
"Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologis, yang sebenarnya kami sekarang cukup khawatir balatentara Rusia, pasukan Rusia, mungkin berusaha untuk mendapatkan kendali," kata pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland kepada anggota parlemen AS pada sidang ketika ditanya langsung apakah Ukraina memiliki senjata biologis.
"Jadi kami bekerja dengan Ukraina tentang bagaimana mereka dapat mencegah bahan penelitian itu jatuh ke tangan pasukan Rusia jika mereka mendekat," ungkap dia, dikutip dari AFP.
Baca juga: Biden Berseru Perang di Ukraina Tak Akan Pernah Dimenangkan Putin!
Senator AS Marco Rubio mencatat ada laporan "propaganda Rusia" yang mengeklaim penemuan plot bahwa Ukraina akan melepaskan senjata biologis, dengan koordinasi dari NATO.
Ditanya oleh Rubio apakah serangan senjata biologis atau kimia akan terjadi di dalam Ukraina, apakah Rusia akan berada di belakangnya, Nuland menegaskan, "Tidak ada keraguan dalam pikiran saya, senator".
"Dan, itu adalah teknik klasik Rusia untuk menyalahkan orang lain atas apa yang mereka rencanakan sendiri," tambah dia.
Pada Minggu (6/3/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia mentweet bahwa pasukan Rusia menemukan bukti bahwa Kyiv membasmi jejak program militer-biologis di Ukraina yang dibiayai oleh AS.
Baca juga: Rusia Mengaku Temukan Bukti Program Biologis Militer di Ukraina yang Dibiayai AS
Dewan Atlantik, sebuah lembaga pemikir yang berkantor pusat di Washington, mengatakan Kremlin berusaha membenarkan invasinya dengan mendorong narasi palsu bahwa Ukraina sedang mengembangkan dirty bombs dan senjata biologis.
Dewan tersebut mengatakan tidak ada bukti bahwa Ukraina menciptakan senjata semacam itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.