Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tak Akan Paksa Sekutu untuk Ikut Setop Impor Minyak dari Rusia

Kompas.com - 09/03/2022, 09:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

WASHINGTON DC., KOMPAS.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak akan menekan sekutu untuk mengikuti tindakan mereka terkait pelarangan impor minyak dan energi dari Rusia.

Hal itu disampaikan Menteri Energi AS Jennifer Granholm pada Selasa (8/3/2022).

“Kami (AS) tidak terlalu bergantung pada minyak Rusia dan kami tidak bergantung pada gas Rusia sama sekali. Kami tahu bahwa sekutu kami di seluruh dunia mungkin tidak berada dalam posisi yang sama. Jadi kami tidak meminta mereka untuk melakukan hal yang sama," kata Granholm dalam sebuah wawancara dengan CNBC .

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-13 Serangan Rusia ke Ukraina, Presiden China Angkat Bicara, AS Setop Impor Minyak Moskwa

Granholm juga mengatakan AS sedang berbicara kepada negara-negara lain tentang pelepasan cadangan minyak tambahan secara global.

"Kami sedang berdiskusi aktif dengan sekutu kami. Seperti yang Anda tahu, kami baru saja melakukan pelepasan 60 juta barel secara kolektif sebagai tindakan kolektif dengan Badan Energi Internasional pekan lalu," kata dia, dikutip dari Reuters.

Granholm menyatakan bahwa Pemerintah AS akan melakukan diskusi lebih lanjut baik secara internal maupun dengan pihak sekutu.

Dia menyebut, AS meminta semua produsen minyak di seluruh dunia untuk meningkatkan pasokan.

"Kita harus menebus delapan setengah juta barel minyak dari Rusia yang berpotensi keluar," ungkapnya.

Presiden AS Joe Biden seperti diketahui, telah mengumumkan larangan langsung terhadap minyak Rusia dan impor energi lainnya sebagai pembalasan atas invasi ke Ukraina pada Selasa kemarin.

Baca juga: AS Khawatir Rusia Ingin Rebut Bahan Penelitian Biologis di Ukraina untuk Keperluan Senjata

Larangan segera atas impor minyak dari Rusia dan energi lainnya ini kemungkinan akan menaikkan anggaran energi bagi AS.

Meski demikian, Biden mengatakan perlu untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina.

Rusia telah menggambarkan tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang disebut neo-Nazi.

Sebelumnya, para pemimpin Jerman, Inggris, dan Belanda pada Senin (7/3/2022) telah memperingatkan, jangan tiba-tiba melarang impor energi dari Rusia sebagai bagian dari sanksi terhadap Moskwa atas invasinya ke Ukraina.

Alasan mereka adalah tidak ada pasokan alternatif yang bisa segera menggantikannya.

Baca juga: Jerman, Inggris, dan Belanda Peringatkan Eropa: Jangan Setop Impor Energi dari Rusia

Peringatan itu muncul setelah AS pada Minggu (6/3/2022) mengatakan, sedang dalam diskusi aktif dengan negara-negara Eropa tentang menutup impor minyak Rusia sebagai sanksi ekonomi lebih lanjut atas agresi Moskwa.

"Eropa memang tidak memasukkan pasokan energi dari Rusia ke dalam sanksi," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dikutip dari AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com