Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi di Mariupol Ditunda, Ukraina Sebut Rusia Lanjutkan Serangan

Kompas.com - 05/03/2022, 20:43 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KIEV, KOMPAS.com - Rusia mengatakan pasukannya telah berhenti menembak di dekat dua kota Ukraina yang terkepung pada Sabtu (5/3/2022).

Hal ini untuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi warga sipil yang melarikan diri dari pertempuran.

Tetapi dilansir Reuters, para pejabat di salah satu kota mengatakan Moskwa tidak sepenuhnya menepati pembatasan gencatan senjata itu.

Baca juga: 66.200 Lebih Pria Ukraina Disebut Telah Kembali dari Luar Negeri untuk Ikut Berperang

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan unitnya telah membuka koridor kemanusiaan di dekat kota Mariupol dan Volnovakha yang dikepung oleh pasukannya, saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-10.

Namun di Mariupol, dewan kota mengatakan Rusia tidak mematuhi gencatan senjata dan meminta warga untuk kembali ke tempat penampungan dan menunggu informasi lebih lanjut tentang evakuasi.

Kementerian pertahanan Rusia menuduh "nasionalis" Ukraina mencegah warga sipil pergi, lapor kantor berita RIA.

Pelabuhan tenggara telah mengalami pemboman berat, sebuah tanda bahwa nilai strategis telah direbut Moskow karena posisinya antara Ukraina timur yang dikuasai separatis yang didukung Rusia dan semenanjung Krimea Laut Hitam, yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014.

Baca juga: Mengapa Konflik Ukraina Memicu Kekhawatiran Rantai Pasokan Logistik Dunia?

"Malam ini penembakan lebih keras dan lebih dekat," kata seorang anggota staf dari Doctors without Borders/Medecins sans Frontieres.

Menurut badan bantuan itu, masih belum ada listrik, air, pemanas atau sambungan telepon seluler dan makanan pun langka di sana.

Pemerintah Ukraina mengatakan rencananya adalah untuk mengevakuasi sekitar 200.000 orang dari Mariupol dan 15.000 dari Volnovakha, dan Palang Merah adalah penjamin gencatan senjata.

Terlepas dari rencana gencatan senjata terbatas, kementerian pertahanan Rusia mengatakan serangan luas akan berlanjut di Ukraina, di mana pihaknya menyangkal menargetkan warga sipil atau menyerang, menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus".

Pasukan Rusia melakukan serangan terhadap infrastruktur militer dan pasukan dari Donetsk yang dikuasai separatis memperketat pengepungan Mariupol, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov.

"Kami hanya dihancurkan," kata Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko.

Baca juga: Apa yang Mungkin Terjadi Pasca-invasi Rusia ke Ukraina? Ini 5 Skenarionya

Badan-badan bantuan telah memperingatkan bencana kemanusiaan di seluruh negeri karena persediaan makanan, air dan medis menipis.

Jumlah pengungsi bisa meningkat menjadi 1,5 juta pada akhir akhir pekan dari 1,3 juta saat ini, kepala badan pengungsi PBB mengatakan pada hari Sabtu.

Wanita dan anak kecil menyeberang di pos pemeriksaan Medyka di tenggara Polandia dalam kondisi beku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com