Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Termobarik Rusia Bisa Menguapkan Manusia dan Pecahkan Paru-paru, Sudah Dipakai di Ukraina?

Kompas.com - 03/03/2022, 19:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KIEV, KOMPAS.com - Sejumlah kelompok HAM dan Dubes Ukraina untuk Amerika Serikat menuding Rusia menggunakan senjata termobarik--atau bom vakum--dalam pertempuran di Ukraina.

Diduga bahwa ledakan yang menghancurkan kilang minyak di Okhtyrka, Ukraina, pada Senin (28/2/2022) disebabkan senjata termobarik, walau hal ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Ditengarai pula bahwa bom klaster yang dilarang dipakai ini telah digunakan dalam pertempuran. Lembaga Amnesty International menuduh Rusia menyerang sebuah sekolah di kawasan timur laut Ukraina.

Baca juga: Bom Termobarik, Senjata Rusia Paling Mematikan yang Dibawa ke Ukraina

Penggunaan senjata termobarik, yang menyedot oksigen dari udara di sekeliling untuk menciptakan ledakan bersuhu tinggi, telah dikecam secara luas oleh berbagai kelompok HAM.

Namun apa itu bom vakum, yang disebut Koresponden BBC bidang Keamanan, Frank Gardner, sebagai "senjata non-nuklir paling kuat dalam alutsista (Rusia)"? Dan mengapa senjata ini begitu ditakuti?

Bagaimana cara kerja bom vakum?

Cara kerja bom termobarik.BBC INDONESIA Cara kerja bom termobarik.
Bom vakum, atau juga dikenal dengan sebutan senjata termobarik atau bom aerosol, berisi wadah bahan bakar dengan dua pemantik ledakan yang terpisah.

Bom ini dapat diluncurkan sebagai roket atau dijatuhkan dari pesawat. Ketika mengenai sasaran, pemantik ledakan pertama membuka wadah dan melepas campuran bahan bakar dalam wujud kabut gas.

Kabut gas ini bisa menembus celah-celah gedung atau kubu pertahanan yang tidak tertutup rapat. Pemantik ledakan kedua kemudian memicu kabut tersebut sehingga menimbulkan letusan besar, menyedot oksigen dari kawasan sekeliling, dan menciptakan gelombang kejut.

Justin Bronk, peneliti dari lembaga kajian Royal United Services Institute berkata, "Peledak normal bobotnya terdiri dari 30 persen bahan bakar dan 70 persen pengoksidasi, sedangkan peledak termobarik semuanya bahan bakar dan menggunakan oksigen dari udara di sekeliling--sehingga jauh lebih kuat untuk ukuran hulu ledak seperti itu."

Baca juga: Kenapa Invasi Rusia ke Ukraina Melambat, Mungkin Ini Tujuannya...

Apa saja dampaknya?

Panas dan tekanan yang ditimbulkan senjata termobarik sangat besar, sehingga siapapun yang terkena langsung ledakannya akan menguap seketika. Adapun orang yang berada di daerah sekitar ledakan akan mengalami luka parah di bagian dalam tubuh akibat gelombang kejut.

"Cara membunuh senjata tersebut utamanya dengan menciptakan ledakan kuat secara ekstrem yang merobek organ tubuh dan memecah paru-paru," kata Bronk.

"Gelombang kejut ini makin menjadi di ruang tertutup. Dengan demikian, (senjata ini) sangat mematikan terhadap orang-orang di dalam ruang bawah tanah atau gua. Senjata ini juga menciptakan suhu luar biasa tinggi yang mencapai ribuan derajat sehingga bisa menimbulkan luka bakar yang mengerikan," tambahnya.

Kendaraan peluncur roket tipe TOS-1A Solntsepyok ditampilkan di Lapangan Merah Kota Moskwa saat parade militer tahun lalu.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Kendaraan peluncur roket tipe TOS-1A Solntsepyok ditampilkan di Lapangan Merah Kota Moskwa saat parade militer tahun lalu.
Adakah bukti senjata ini dipakai di Ukraina?

Klaim-klaim bahwa senjata ini telah dipakai dalam pertempuran muncul dari pihak Ukraina, namun BBC belum bisa memverifikasinya secara independen.

Oksana Markarova, Dubes Ukraina untuk AS, mengatakan kepada wartawan seusai bertemu para anggota Kongres AS bahwa Rusia "menggunakan bom vakum hari ini".

"Kehancuran yang hendak diciptakan Rusia terhadap Ukraina tergolong besar," tambah Markarova.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com