WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Citra satelit menunjukkan pengerahan lebih banyak pasukan Rusia di Belarus selatan, dekat perbatasan Ukraina.
Citra satelit tersebut dirilis oleh Maxar Technologies, perusahaan swasta yang berbasis di AS, Selasa (22/2/2022).
Maxar Technologies telah melacak penumpukan pasukan Rusia selama berpekan-pekan. Kendati demikian, gambar tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Baca juga: 5 Negara yang Siap Berikan Sanksi ke Rusia Setelah Putin Akui Donetsk dan Luhansk
Maxar Technologies melaporkan, penambahan pasukan tersebut meliputi lebih dari 100 kendaraan militer dan puluhan tenda pasukan.
Gambar-gambar itu juga menunjukkan sebuah rumah sakit lapangan baru telah ditambahkan ke garnisun militer di Rusia barat dekat perbatasan dengan Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.
Maxar Technologies menambahkan, pengangkut alat berat, yang digunakan untuk memindahkan tank, artileri, dan alat berat lainnya, juga terlihat di Rusia barat dekat perbatasan Ukraina.
Baca juga: Rusia-Ukraina Makin Panas, Taiwan Ikut Waspadai Ancaman
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, majelis tinggi parlemen Rusia memberi lampu hijau kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengerahkan pasukan ke dua wilayah di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak.
Pada Selasa (22/2/2022), anggota majelis tinggi parlemen Rusia memberikan suara setuju setelah Putin meminta izin untuk mengerahkan pasukan ke luar negeri.
Langkah itu dilakukan setelah Moskwa mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina timur, yaitu Donetsk dan Luhansk, pada Senin (21/1/2022).
Baca juga: Rusia-Ukraina Makin Panas, Taiwan Ikut Waspadai Ancaman
Seorang anggota parlemen Rusia, Andrei Klishas, mengatakan bahwa keputusan tersebut segera berlaku, sebagaimana dilansir Reuters.
Ketua majelis tinggi parlemen Rusia, Valentina Matvienko, menyebut bahwa pengerahan pasukan Rusia ke Donetsk dan Luhansk merupakan misi “menjaga perdamaian”.
“Dengan menyetujui penggunaan angkatan bersenjata di luar negeri, kami menganggap mereka akan menjadi pasukan penjaga perdamaian,” kata Matvienko sebelum pemungutan suara dilakukan.
Baca juga: Komentari Konflik Rusia-Ukraina, PBB Sebut Dunia Hadapi Krisis Perdamaian Terbesar