Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan Rusia Sediakan Jet Tempur ke Militer Myanmar untuk Serang Warga Sipil

Kompas.com - 23/02/2022, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

JENEWA, KOMPAS.com – Pakar hak asasi manusia PBB di Myanmar, Thomas Andrews, mengatakan bahwa Rusia dan China menyediakan jet tempur kepada junta militer Myanmar untuk melawan warga sipil.

Andrews lantas meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan aliran senjata ke Myanmar yang berpotensi digunakan untuk melaksanakan kekejaman.

Hal itu disampaikan Andrews dalam laporan yang dirilisnya pada Selasa (22/2/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Cerita WNI di Ukraina | Amnesti 800 Tahanan Myanmar

Dalam laporan itu, dia juga menyebut bahwa Serbia juga merupakan salah satu dari tiga negara yang memasok senjata ke militer Myanmar yang merebut kekuasaan pada Februari 2021.

Andrews menuturkan, pengiriman senjata tersebut disadari penuh akan digunakan untuk menyerang warga sipil.

“Seharusnya tidak dapat disangkal bahwa senjata yang digunakan untuk membunuh warga sipil tidak boleh lagi ditransfer ke Myanmar,” kata Andrews dalam laporannya.

Sejak militer Myanmar melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintah sipil pada 1 Februari 2021, Myanmar terjerembab ke dalam konflik serta kekerasan.

Sedikitnya 1.500 warga sipil tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar menurut kelompok aktivis yang dikutip oleh PBB.

Baca juga: Ketika Militer Myanmar Rayakan Hari Persatuan dalam Negara yang Terpecah Belah...

Selain itu, lebih dari 300.000 orang juga telah mengungsi akibat konflik antara militer dengan kelompok bersenjata bersenjata.

Junta militer Myanmar mengatakan, mereka memerangi "teroris" dan menolak apa pun yang mereka sebut sebagai “campur tangan PBB”.

Saat dihubungi Reuters, junta militer Myanmar dan Kementerian Luar Negeri Rusia tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar atas laporan tersebut.

Ditanya tentang laporan itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin memberikan tanggapan kepada Reuters.

Dia menuturkan, China selalu menganjurkan bahwa semua pihak dan faksi harus melanjutkan kepentingan jangka panjang dan menyelesaikan kontradiksi melalui dialog politik.

Baca juga: China, Rusia, dan Serbia Disebut Terus Pasok Senjata ke Junta Myanmar

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Serbia dalam sebuah pernyataan membantah memasok senjata ke militer Myanmar.

Kementerian itu menambahkan, sejak kudeta Myanmar, pihaknya memeriksa situasi terbaru dengan sangat hati-hati.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com