Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Konflik Rusia-Ukraina, PBB Sebut Dunia Hadapi Krisis Perdamaian Terbesar

Kompas.com - 23/02/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa dunia sedang menghadapi krisis perdamaian dan keamanan global terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (22/2/2022) mengomentari konflik Rusia dan Ukraina yang semakin tegang.

Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan dua wilayah pemberontak di Ukraina timur merupakan pelanggaran integritas teritorial.

Baca juga: Putin Dapat Lampu Hijau Kerahkan Pasukan Rusia ke Donetsk dan Luhansk

Oleh karena itu, dia juga menuding Moskwa melakukan penyimpangan terhadap konsep pemeliharaan perdamaian, sebagaimana dilansir Associated Press.

Awalnya, Guterres mengungkapkan rasa bangganya dengan pencapaian pasukan penjaga perdamaian PBB.

Tetapi, sambung Guterres, ketika pasukan dari satu negara memasuki wilayah negara lain tanpa persetujuan PBB seperti yang telah dilakukan pasukan Rusia, negara tersebut bukanlah penjaga perdamaian.

Baca juga: 4 Negara yang Bergabung dengan Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk

“Mereka bukanlah (pasukan) penjaga perdamaian yang tidak memihak. Mereka sama sekali bukan (pasukan) penjaga perdamaian,” tutur Guterres.

Guterres menuturkan bahwa tindakan sepihak Rusia juga bertentangan dengan Piagam PBB.

Dia melanjutkan, aksi Rusia tersebut juga merupakan pukulan mematikan bagi Perjanjian Minsk yang bertujuan memulihkan perdamaian di Ukraina timur.

Baca juga: Sejumlah Negara Anggap Invasi Rusia ke Ukraina Telah Dimulai!


Guterres lantas menyerukan untuk gencatan senjata, de-eskalasi, dan menyetop aksi maupun pernyataan yang akan membuat situasi semakin gawat.

Dia mendesak masyarakat internasional untuk bersatu untuk menyelamatkan rakyat Ukraina dan sekitarnya dari bencana perang tanpa pertumpahan darah lebih lanjut.

Guterres juga menegaskan kembali bahwa pihaknya selalu tersedia dalam mencari solusi damai.

Baca juga: Jerman Tangguhkan Pipa Gas Nord Stream 2, Hukuman Keras ke Rusia atas Krisis Ukraina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com