Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Negara yang Bergabung dengan Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk

Kompas.com - 23/02/2022, 09:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

UKRAINA, KOMPAS.com - Separatis yang didukung Moskwa telah menguasai wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk atau yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas, selama hampir delapan tahun.

Tapi, Presiden Rusia Vladimir Putin baru mengakui kemerdekaan dua wilayah tersebut pada Senin (21/2/2022), membuka jalan bagi kehadiran resmi pasukan Rusia di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak yang menempati sekitar sepertiga dari Donetsk dan Luhansk.

Faktanya, bukan hanya Rusia yang telah mengakui kemerdekaa ndua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina, yaitu Donetsk dan Luhansk.

Baca juga: Putin Kerahkan Tentara Rusia ke Donetsk dan Luhansk, Perang Kian Dekat?

Diberitakan dari Aj Jazeera, Selasa (22/2/2022), sejauh ini ada empat negara lain yang telah bergabung dengan Putin dalam mengakui Donetsk dan Luhansk.

Keempat negara tersebut, yakni:

  1. Kuba
  2. Venesuela
  3. Nukaragua
  4. Suriah

Bersama juga dengan provinsi-provinsi Gerogia yang memisahkan diri daro Ossetia Selatan dan Abkhazia, mereka semua memberikan pengkuan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk pada Senin.

Pernyataan Putin

Putin menyebut, keputusan untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina timur adalah keputusan yang sudah lama tertunda.

Baca juga: Sejumlah Negara Anggap Invasi Rusia ke Ukraina Telah Dimulai!

“Saya percaya perlu mengambil keputusan yang sudah lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," kata Putin dalam pidato emosional di televisi yang dikelola Pemerintah Ruisa, Senin.

TV Rusia kemudian menunjukkan Putin menandatangani perjanjian bantuan timbal balik dan persahabatan dengan para pemimpin pemberontak di Kremlin.

Di akhir pidatonya yang panjang, Putin meminta majelis tinggi parlemen Rusia yaitu Dewan Federasi untuk mendukung keputusan ini.

Baik majelis rendah dan tinggi parlemen Rusia akan memberikan suara pada pengakuan Donetsk dan Luhansk pada Selasa.

Putin juga menuntut agar Ukraina mengakhiri operasi militer terhadap pemberontak pro-Rusia di bagian timur negara itu, atau mengancam bakal lebih banyak kemungkinan pertumpahan darah.

"Kami menuntut segera diakhirinya operasi militer," ujar Putin dengan menuduh Kiev mencoba mengatur serangan kilat di Ukraina timur.

Baca juga: 1 Tentara Ukraina Tewas dan 6 Lainnya Terluka dalam Bentrokan dengan Separatis

"Jika tidak, semua tanggung jawab untuk kemungkinan kelanjutan pertumpahan darah akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab rezim yang berkuasa di Ukraina," tambahnya, dikutip dari AFP.

Sementara itu, Presiden Presiden Nikaragua Daniel Ortega menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang mendukung sikap Rusia atas Ukraina.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com