BEIJING, KOMPAS.com - Olimpiade Musim Dingin Beijing menghadapi serangkaian keluhan dari atlet dan negara di berbagai bidang selama beberapa hari perlombaan digelar.
Seorang skater Polandia mengatakan dia hidup dalam ketakutan di bangsal isolasi Beijing dan telah "menangis sampai saya tidak punya air mata lagi".
Atlet Finlandia mengeklaim seorang pemain hoki es ditahan di karantina Covid-19 Olimpiade Beijing tanpa alasan. Sementara atlet Jerman menyampaikan rasa frustrasi karena tidak ada makanan panas di venue ski.
Para atlet selalu akan menghadapi kesulitan di Beijing, mengingat mereka berada dalam sistem "putaran tertutup" yang melarang mereka meninggalkan desa kecuali untuk berlatih, bertanding, atau pulang.
Namun dilansir dari Guardian pada Minggu (6/2/2022), semakin banyak yang sekarang mengekspresikan frustrasi dan kesedihan selain dari aspek pengalaman Olimpiade Musim Dingin mereka.
Baca juga: Atlet Naturalisasi China Zhu Yi Jatuh Lagi di Olimpiade Beijing dan Menangis
Penurunan suhu biasa terjadi pada Olimpiade, tetapi delegasi Swedia mendesak agar acara ski lintas alam diadakan lebih awal, setelah seorang atlet, Frida Karlsson, terlihat gemetar dan hampir pingsan di akhir nomor 7,5 km putri +7.5 km skiathlon.
Di bawah aturan Federasi Ski Internasional (FIS), kompetisi dihentikan saat suhu di bawah -20 derajat Celsius.
Sementara ketika Karlsson berkompetisi pada Sabtu (5/2/2022), suhu di National Cross-Country Center di pegunungan Zhangjiakou, 130 mil barat laut Beijing, adalah -13 derajat Celsius – tetapi dengan angin dingin, suhunya terasa jauh lebih dingin.
“Kami memiliki batas dingin tetapi saya tidak tahu apakah mereka juga mengukur efek angin,” kata bos tim Swedia Anders Bystrom kepada wartawan.
Pembalap Swedia itu menyerukan agar lomba lari cepat wanita Selasa (8/2/2022) dipindahkan lebih awal karena suhu yang membekukan.
“Skiathlon dimulai pukul 4 sore dan Frida Karlsson benar-benar tumbang karena kedinginan. Tidak baik sprint dimulai lebih sore, ”tambahnya.
Baca juga: Olimpiade Beijing: Atlet Naturalisasi China Menahan Tangis karena Jatuh lalu Di-bully Netizen
Sementara itu, speed skater Polandia Natalia Maliszewska, yang terpaksa absen di nomor lari 500 meter pada Sabtu (5/2/2022), mengungkapkan bahwa dia menghadapi ketakutan dan ketidakpastian di bangsal isolasi Beijing setelah dinyatakan positif Covid-19.
"Sejak seminggu saya hidup dalam ketakutan dan mengalami perubahan suasana hati ini," katanya. “Saya menangis sampai tidak ada lagi air mata dan membuat tidak hanya orang-orang di sekitar saya khawatir tetapi juga diri saya sendiri,” katanya.
Mereka yang berada di bangsal isolasi diizinkan keluar jika mereka bebas dari gejala dan memiliki dua tes Covid negatif dengan selang waktu 24 jam. Maliszewska akhirnya dibebaskan kembali ke desa Olimpiade – sebelum diberitahu bahwa telah terjadi kesalahan.
Atlet Polandia itu pun mengaku sulit memahami apa yang terjadi padanya, dan tidak lagi percaya pada tes apa pun, dan Olimpiade apa pun.