Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media China: AS Bayar Atlet untuk 'Ganggu' Olimpiade Musim Dingin

Kompas.com - 30/01/2022, 19:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Amerika Serikat membayar atlet untuk "menciptakan gangguan" selama Olimpiade Musim Dingin Beijing, menurut laporan media pemerintah China pada Sabtu (29/1/2022).

Tuduhan itu datang hanya seminggu sebelum dimulainya Olimpiade yang paling dipolitisasi dalam ingatan baru-baru ini, dan segera mendapat perlawanan dari kedutaan AS di China.

Baca juga: China Diam-diam Lockdown Area Dekat Ibu Kota Jelang Olimpiade Beijing

Surat kabar China Daily, mengutip "sumber yang mengetahui masalah ini", mengatakan ada plot oleh Washington untuk membujuk para atlet "bermain pasif" atau menolak untuk mengambil bagian dalam kompetisi dan "menyatakan ketidakpuasan terhadap China".

"Sumber tersebut menekankan bahwa rencana Washington adalah contoh baru yang menunjukkan upaya beberapa pasukan anti-China di Amerika Serikat untuk mempolitisasi olahraga dan mengganggu serta merusak Olimpiade Musim Dingin Beijing," kata artikel itu.

Sebagai imbalannya Amerika Serikat akan menawarkan kompensasi finansial, dan bekerja melindungi reputasi atlet yang bekerja sama, menurut surat kabar itu melansir AFP.

Washington memimpin boikot diplomatik Olimpiade oleh sekelompok negara Barat atas catatan hak asasi manusia China.

Sikap itu secara khusus menyorot tindakan kerasnya terhadap Muslim Uighur di wilayah barat Xinjiang, yang oleh Amerika Serikat disebut sebagai "genosida".

Negara-negara yang ikut serta dalam boikot tersebut tidak mengirimkan ofisial ke Beijing untuk upacara pembukaan Jumat (4/2/2022), meski para atlet mereka akan berpartisipasi dalam kompetisi.

Baca juga: IOC Akan Temui Peng Shuai, Bintang Tenis China yang Hilang, di Olimpiade Beijing

Kedutaan Besar AS di Beijing pada Sabtu (29/1/2022) membantah tuduhan yang dilaporkan di China Daily.

"Kami tidak mengoordinasikan kampanye global mengenai partisipasi di Olimpiade," kata juru bicara kedutaan dalam email kepada AFP.

"Atlet AS berhak mengekspresikan diri mereka secara bebas sesuai dengan semangat dan piagam Olimpiade, termasuk memajukan hak asasi manusia."

Kedutaan mengatakan Beijing berusaha untuk "mengalihkan perhatian dari catatan hak asasi manusia mereka yang mengerikan".

"Kami berharap RRC memastikan keselamatan dan kesejahteraan para atlet kami -- dan semua atlet -- yang bertanding di Beijing dan menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental mereka," kata juru bicara itu.

Pada Kamis (27/1/2022), Menteri luar negeri China Wang Yi mendesak AS untuk "berhenti mengganggu" Olimpiade selama panggilan telepon dengan timpalannya di Washington, Antony Blinken.

Baca juga: China Akan “Murnikan” Internet Jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing dan Tahun Baru Imlek

Menambah isu seputar Olimpiade Musim Dingin, pejabat tinggi Jerman untuk snowboarding pada Senin (24/1/2022) mengatakan dia khawatir tes Covid-19 di Beijing dieksploitasi untuk mengecualikan atlet yang lebih kuat.

Tetapi Michael Hoelz tidak memberikan bukti atas klaimnya. Sementara pejabat kesehatan di Beijing mengatakan pada pengarahan Sabtu (29/1/2022) bahwa tidak ada alasan untuk mempertanyakan kredibilitas tes tersebut.

"Tes PCR yang kami adopsi mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia dan standar internasional lainnya," kata Huang Chen, pejabat di kantor pencegahan Covid panitia penyelenggara Olimpiade.

Dia mengatakan prosedur pengujian disepakati pada pertemuan para ahli China dan asing dari Komite Olimpiade Internasional.

Dr Brian McCloskey, Ketua Panel Ahli Medis IOC, mengatakan kelompok ahli "puas dengan standar yang sedang kami kerjakan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com