Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Belanda Pensiunkan Kereta Emas Bergambar Orang-orang Wilayah Jajahan, Termasuk Indonesia

Kompas.com - 15/01/2022, 21:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Raja Belanda Willem-Alexander telah mengumumkan bahwa pihak kerajaan berhenti menggunakan kereta emas bersejarah, yang mengundang perdebatan karena dikaitkan dengan perbudakan di masa lalu.

Kritikus mengatakan bahwa kereta kuda itu, yang disebut De Gouden Koets, salah satu sisinya dihiasi dengan lukisan bergambar orang-orang wilayah jajahan yang mengagungkan masa kolonial Belanda.

Di antara berbagai karakter dalam lukisan tahun 1896 itu, terdapat sejumlah orang berkulit cokelat yang identik dengan individu asal Hindia Belanda--kini Indonesia.

Baca juga: Heboh, Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ini Penjelasannya

Adapun kereta tersebut biasanya dipakai untuk membawa raja Belanda ke pembukaan sidang parlemen, namun sejak 2015 tidak digunakan.

Selama bertahun-tahun kendaraan tersebut mengundang perdebatan karena lukisan di salah satu sisi kereta itu - yang berjudul Penghargaan dari Wilayah-wilayah Koloni - menggambarkan sejumlah orang kulit hitam dan Asia sedang mempersembahkan barang-barang hasil bumi, termasuk kakao dan tebu, kepada seorang wanita muda kulit putih yang duduk - melambangkan Belanda.

Di sebelah kanan gambar perempuan itu terdapat beberapa orang yang berpakaian adat Jawa sambil membawa persembahan dengan menundukkan kepala. Ada pula yang sambil duduk bersimbuh sambil menghaturkan sembah.

Di sebelah kiri adalah seorang pria yang menawarkan sebuah buku kepada seorang anak laki-laki. Adegan itu, menurut pelukisnya, Nicolaas van der Waay, menggambarkan hadiah "peradaban" Belanda kepada koloni-koloninya.

Baca juga: Viral Foto Kereta Emas Belanda Bergambar Budak Indonesia, Ribuan Orang Menggugat

Kontroversi kereta kerajaan itu juga sempat ramai diberitakan media-media massa Indonesia pada 2020.

Salah satunya Kompas.com, yang mengabarkan hangatnya perbincangan soal lukisan kereta tersebut di media sosial karena "gambar tersebut seolah-olah menyiratkan kebanggaan zaman kolonial."

Lalu muncul petisi secara online di Belanda yang meminta kereta kuda emas itu dimuseumkan saja "untuk mendidik masyarakat agar bersikap kritis atas sejarah kolonial kita."

Dalam sebuah video resmi yang mengumumkan langkah tersebut, Raja Willem-Alexander menerima bahwa kereta itu menyinggung sejumlah besar pihak dan meminta negaranya untuk bersama-sama menghadapi warisan sejarah kolonial tersebut.

"Tidak ada gunanya mengutuk dan mendiskualifikasi apa yang telah terjadi melalui kaca mata di era kita," katanya.

Baca juga: Raja Belanda Akan Berhenti Pakai Kereta Emas Bergambar Perbudakan, tapi...

Kereta De Gouden Koets saat tiba di Istana Noordeinde pada 2015.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Kereta De Gouden Koets saat tiba di Istana Noordeinde pada 2015.

"Melarang benda dan simbol sejarah saja tentu juga bukan solusi. Justru diperlukan upaya bersama yang lebih mendalam dan memakan waktu lebih lama. Sebuah upaya yang menyatukan kita ketimbang memecah belah."

"Selama ada orang yang tinggal di Belanda yang merasakan sakitnya diskriminasi setiap hari, masa lalu itu akan tetap membayangi zaman kita," tambahnya.

Kereta itu dalam beberapa tahun terakhir sudah tidak digunakan dan telah berada di Museum Amsterdam setelah selesai dipugar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com