Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

33 Tahun Usai Diculik, Pria Ini Bertemu Ibu Kandungnya berkat Gambar Desa dari Ingatannya

Kompas.com - 02/01/2022, 20:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ZHAOTONG, KOMPAS.com - Seorang pria China berusia 37 tahun yang diculik pada usia empat tahun berhasil menemukan ibu kandungnya, berkat menggambar peta desa asalnya dari ingatannya.

Peta yang digambar tangan itu membantu polisi menemukan di mana dia dilahirkan, dan akhirnya membantunya bertemu kembali dengan orangtua kandungnya, ujar pria bernama Li Jingwei di Douyin, TikTok China.

Li, yang tidak ingat nama lahirnya, lahir di provinsi Yunnan tetapi diculik saat masih kecil oleh tetangganya dan diperdagangkan ke provinsi Henan hampir 2.000 km jauhnya. Di sana dia dijual kepada keluarga yang akhirnya membesarkannya.

Baca juga: Wanita Ini Kaget, Istri Anaknya Ternyata adalah Putrinya yang Lama Hilang

Li Jingwei (37) berhasil bertemu ibu kandungnya yang terpisah dengannya selama 33 tahun, berkat peta desa yang dia gambar dengan tangan. Li diculik tetangganya dan dijual saat berusia 4 tahun.WEIBO via SOUTH CHINA MORNING POST Li Jingwei (37) berhasil bertemu ibu kandungnya yang terpisah dengannya selama 33 tahun, berkat peta desa yang dia gambar dengan tangan. Li diculik tetangganya dan dijual saat berusia 4 tahun.
Dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (29/12/2021), Li yang sekarang memiliki keluarganya sendiri, memberikan sampel darah kepada pihak berwenang dan mulai menggambar apa yang dia ingat tentang desa asalnya.

Dia meminta petunjuk secara online tentang di mana lokasi itu kira-kira, dan pencarian polisi akhirnya mengarah ke sebuah desa dekat kota pegunungan di Yunnan bernama Zhaotong.

Di sana pihak berwenang menemukan seorang perempuan yang kemungkinan adalah ibu Li, dan tes DNA menggunakan darah kemudian mengkonfirmasi bahwa Li adalah putranya. Keduanya bertemu pada 1 Januari 2022.

Ayah Li sudah tiada, menurut pihak berwenang setempat.

Li mengatakan, dia terpikir mencari keluarga kandungnya setelah mengetahui tentang kisah terkenal Guo Gantang dan Sun Haiyang, dua kasus penculikan terkenal yang berakhir dengan pertemuan kembali pada 2021.

“Aku sadar tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena orangtuaku pasti semakin tua sekarang. Aku khawatir ketika mengetahui dari mana aku berasal, mereka mungkin telah meninggal,” katanya kepada Henan Television awal pekan lalu.

Baca juga: Pertemuan Haru Seorang Ayah Akhirnya Bertemu Anaknya yang Diculik 24 Tahun Silam

Guo Gantang adalah ayah yang menjadi terkenal di kalangan orang China, karena mencari putranya yang hilang selama 24 tahun.

Dia bercerita tentang penculikan anaknya dari sepeda motornya, menempuh perjalanan sekitar 500.000 kilometer dan berganti 10 sepeda. Dia akhirnya bertemu kembali dengan putranya pada Juli.

Kisah tersebut dibuat menjadi film tahun 2015 berjudul Lost and Love yang dibintangi oleh aktor Hong Kong Andy Lau.

Peta Li sangat detail, tentang seperti apa bentuk rumah dan bagaimana penduduk menggunakan ember kayu besar untuk memasak nasi.

Dia ingat diculik oleh tetangga yang memikatnya dengan mainan.

Li tidak menyebutkan apa yang dia harapkan pada pasutri yang membesarkannya.

Baru-baru ini, anak-anak yang diculik enggan menuntut orangtua yang membesarkan mereka, karena sering memiliki hubungan baik dengan keluarga tempat mereka dibesarkan.

Hingga November, lebih dari 8.300 anak yang hilang selama beberapa puluh tahun sebelumnya ditemukan di bawah operasi yang disebut Tuan Yuan, kantor berita Xinhua melaporkan.

Baca juga: Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas Setelah Diculik Ayahnya Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com