Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Blokir Dana Asing untuk Badan Amal Bunda Teresa, Dianggap Jadi Hadiah Natal Terburuk

Kompas.com - 28/12/2021, 16:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India pada Senin (27/12/2021), menolak memperbarui lisensi yang sangat penting bagi Missionaries of Charity (MoC) Bunda Teresa untuk dapat mengamankan pendanaan asing.

Ini berarti Pemerintah India telah memotong sumber pendanaan utama bagi badan amal tersebut untuk menjalankan program-programnya menolong orang-orang miskin.

Peraih Nobel Bunda Teresa, seorang biarawati Katolik Roma yang meninggal pada tahun 1997, mendirikan MoC pada 1950.

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Turun Drastis, Warga India Diminta Tetap Pakai Masker

Badan amal tersebut kini memiliki lebih dari 3.000 biarawati di seluruh dunia yang mengelola rumah perawatan, dapur komunitas, sekolah, koloni penderita kusta, dan panti asuhan untuk anak-anak terlantar.

Dikutip dari Reuters, Selasa (28/11/2021), Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi menolak lisensi untuk badan amal di bawah Undang-Undang Peraturan Kontribusi Asing (FCRA) pada Sabtu (25/12/2021), setelah menerima beberapa "masukan yang merugikan".

"Sambil mempertimbangkan permohonan pembaruan MoC, beberapa masukan yang merugikan diperhatikan," terang Kementerian Dalam Negeri India, tanpa memberikan perincian.

Sementara, MoC dalam sebuah pernyataan mengonfirmasi bahwa permohonan pembaruan lisensi pendanaan asing mereka belum disetujui.

MoC pun telah meminta pusatnya untuk tidak mengoperasikan akun kontribusi pendataan asing sampai masalah tersebut diselesaikan.

Langkah Pemerintah India ini diketahui dilakukan ketika kelompok garis keras Hindu yang berafiliasi dengan partai Modi menuduh MoC memimpin program konversi agama dengan kedok amal dengan menawarkan makanan, obat-obatan, uang, pendidikan gratis ,dan tempat tinggal kepada orang-orang Hindu yang miskin dan komunitas suku.

Baca juga: Terpukul Hebat Varian Delta, Begini Cara India Hadapi Ancaman Varian Omicron

MoC telah menepis tuduhan ini.

Sebelumnya, Kepala menteri Banerjee dari Benggala Barat, tempat MoC bermarkas, menulis dalam sebuah tweet bahwa dia terkejut mendengar bahwa pada hari Natal, Kementerian Persatuan telah membekukan semua rekening bank MoC di India.

“Sebanyak 22.000 pasien & karyawan mereka dibiarkan tanpa makanan dan obat-obatan. Sementara hukum adalah yang terpenting, upaya kemanusiaan tidak boleh dikompromikan,” kata Banerjee, seorang pemimpin oposisi dan kritikus vokal pemerintah Modi.

Sedangkan Pemerintah federal mengatakan rekening MoC dibekukan oleh bank berdasarkan permintaan dari badan amal itu sendiri.

Vikaris Jenderal Dominic Gomes dari Keuskupan Agung Calcutta mengatakan pembekuan rekening itu adalah "hadiah Natal yang kejam bagi yang termiskin dari yang miskin".

Perselisihan itu terjadi beberapa hari setelah kelompok garis keras Hindu mengganggu kebaktian gereja Natal di beberapa bagian India, termasuk di beberapa negara bagian yang diperintah oleh partai Modi menjelang pemilihan lokal dalam beberapa bulan mendatang.

Baca juga: Menolak Disuntik Vaksin, Pria India Memanjat Pohon sampai Satu Jam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com