Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Blokir Dana Asing untuk Badan Amal Bunda Teresa, Dianggap Jadi Hadiah Natal Terburuk

Kompas.com - 28/12/2021, 16:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

Serangan terhadap minoritas di India

Sejak Modi berkuasa pada 2014, kelompok-kelompok Hindu sayap kanan telah mengkonsolidasikan posisi mereka di seluruh negara bagian dan melancarkan serangan terhadap minoritas, mengklaim bahwa mereka berusaha mencegah konversi agama.

Orang Kristen dan kritikus lainnya mencatat bahwa orang Kristen hanya mewakili 2,3 persen dari 1,37 miliar penduduk India, sementara umat Hindu adalah mayoritas.

Mereka menolak alasan yang diberikan oleh beberapa kelompok Hindu untuk mencegah konversi sebagai alasan kekerasan terhadap orang Kristen.

Surat kabar di India pada Senin melaporkan adanya gangguan dalam perayaan Natal pada akhir pekan lalu, termasuk perusakan patung Yesus Kristus seukuran manusia di Ambala di Haryana, sebuah negara bagian utara yang diperintah oleh Partai Bharatiya Janata Party (BJP) nasionalis Modi.

Dikatakan para aktivis membakar model Sinterklas dan meneriakkan slogan-slogan anti-Natal di luar sebuah gereja di Varanasi, daerah pemilihan parlemen Modi dan kota paling suci bagi umat Hindu.

Baca juga: Helikopter Militer Membawa Jenderal Bintang Empat India Jatuh

Elias Vaz, wakil presiden nasional Persatuan Katolik Seluruh India, mengutuk insiden terbaru yang terjadi di India.

"Kekuatan India terletak pada keragamannya dan orang-orang yang melakukan ini pada Natal adalah anti-nasional yang sesungguhnya," kata Vaz.

Dihubungi melalui telepon oleh Reuters, pemerintah federal dan negara bagian menolak mengomentari protes tersebut.

Beberapa negara bagian India telah meloloskan atau sedang mempertimbangkan undang-undang anti-konversi yang menantang hak kebebasan berkeyakinan yang dilindungi secara konstitusional di negara tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com