Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Orang Lebih Tewas Ditembak Lalu Dibakar oleh Militer Myanmar pada Hari Natal

Kompas.com - 26/12/2021, 09:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Sky News

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Lebih dari 30 orang, termasuk anak-anak, ditembak mati dan tubuh mereka dibakar oleh pasukan pemerintah di Myanmar, menurut laporan kelompok hak asasi manusia dan media setempat.

Kelompok Hak Asasi Manusia Karenni mengatakan mereka menemukan mayat hangus di dekat desa Mo So di kotapraja Hpruso di negara bagian timur Kayah pada Hari Natal.

Baca juga: Tambang Batu Giok Myanmar Longsor, 80 Orang Dikhawatirkan Tersapu

Gambar-gambar yang diduga setelah pembunuhan, dikatakan terjadi pada Malam Natal, menjadi viral di media sosial, dan memicu kemarahan publik pada junta militer yang berkuasa di Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta militer Myanmar pada Februari.

Akun tersebut belum diverifikasi secara independen, tetapi gambar-gambar itu menunjukkan jasad hangus setidaknya 30 orang di dalam truk yang terbakar.

Kepada AP, seorang penduduk desa yang pergi ke tempat kejadian mengatakan, para korban melarikan diri dari pertempuran antara militer Myanmar dan kelompok-kelompok milisi lokal, ketika ditangkap dan dibunuh oleh tentara.

Saksi mengatakan persediaan medis dan makanan serta barang-barang milik wanita dan anak-anak ditemukan di tempat kejadian.

"Mayat diikat dengan tali sebelum dibakar," katanya melansir Sky News pada Sabtu (25/12/2021).

Media lokal independen melaporkan pada Jumat (24/12/2021) bahwa 10 penduduk desa dari Mo So, termasuk anak-anak, telah ditangkap oleh tentara pemerintah.

Dalam foto ini disediakan oleh Karenni Nationalities Defense Force (KNDF), asap dan api mengepul dari kendaraan di kotapraja Hpruso, negara bagian Kayah, Myanmar, Jumat, 24 Desember 2021.KNDF melalui AP Dalam foto ini disediakan oleh Karenni Nationalities Defense Force (KNDF), asap dan api mengepul dari kendaraan di kotapraja Hpruso, negara bagian Kayah, Myanmar, Jumat, 24 Desember 2021.

Baca juga: 2.500 Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Saat Terjadi Bentrok yang Melibatkan Militer

Saksi yang berbicara kepada AP mengaku yakin beberapa orang yang terbunuh dalam pembantaian itu adalah mereka yang ditangkap oleh pasukan Tatmadaw sehari sebelumnya, meskipun dia tidak melihat pembunuhan itu sendiri.

"Ini adalah kejahatan keji dan insiden terburuk selama Natal. Kami mengutuk keras pembantaian itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," ujar Banyar Khun Aung, direktur Kelompok Hak Asasi Manusia Karenni.

Militer Myanmar belum mengomentari tuduhan itu, tetapi sebuah media yang dikelola pemerintah mengatakan bahwa pertempuran di dekat desa Mo So meletus pada Jumat (24/12/2021).

Saat itu anggota pasukan gerilya diklaim mengendarai kendaraan "mencurigakan" dan menyerang pasukan keamanan setelah menolak untuk berhenti.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Rakyat Myanmar Gelar Protes Diam | Pasutri Australia Sewa Jet Pribadi untuk Pulangkan Anjingnya

Laporan junta militer Myanmar itu mengeklaim tujuh kendaraan yang membawa anggota baru untuk kelompok bersenjata Myanmar yang beroperasi di wilayah tersebut hancur dalam kebakaran.

Namun pemberitaan itu tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang orang-orang yang diduga dibunuh.

Dalam foto ini disediakan oleh Karenni Nationalities Defense Force (KNDF), asap dan api mengepul dari kendaraan di kotapraja Hpruso, negara bagian Kayah, Myanmar, Jumat, 24 Desember 2021. KARENNI NATIONALITIES DEFENSE FORCE via AP Dalam foto ini disediakan oleh Karenni Nationalities Defense Force (KNDF), asap dan api mengepul dari kendaraan di kotapraja Hpruso, negara bagian Kayah, Myanmar, Jumat, 24 Desember 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com