Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Antony Blinken Tiba di Indonesia, Bawa Misi Besar untuk ASEAN

Kompas.com - 13/12/2021, 16:23 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Indonesia pada Senin (13/12/2021).

Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Blinken dalam turnya di Asia Tenggara.

Kunjungan Blinken ini adalah kunjungan pertamanya ke Asia Tenggara sejak Presiden AS Joe Biden dilantik pada Januari lalu.

Baca juga: Menlu AS Antony Blinken Akan Tur Asia Tenggara, Indonesia Masuk Tujuan

Dilansir dari Reuters, Senin, kunjungan Blinken ke Asia Tenggara tampaknya bertujuan untuk memperkuat hubungan AS dengan negara di kawasan ini.

Seperti diketahui, ASEAN merupakan kawasan penting yang juga telah menjadi medan pertempuran strategis antara AS dan China.

Selama berada di Indonesia, Blinken dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dia juga akan menyampaikan pidato tentang strategi Indo-Pasifik AS pada Selasa (14/12/2021).

Asia Tenggara kini menjadi panggung penting dalam persaingan antara AS dan China, dua ekonomi terbesar dunia.

Ketika hubungan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini semakin memanas, pemerintahan Joe Biden berusaha untuk terhubung kembali dengan kawasan di mana komitmen AS pada Asia Tenggara sempat dipertanyakan selama pemerintahan Presiden Donald Trump.

Blinken hendak mencapai target Biden untuk meningkatkan keterlibatan AS dengan 10 negara anggota blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Salah satu diplomat tinggi AS untuk Asia sebelum perjalanan tur Blinken, mengatakan bahwa dalam kunjungannya, Blinken akan membahas visi presiden Biden untuk kerangka ekonomi Indo-Pasifik.

Baca juga: Jadi Menlu AS yang Baru, Ini Janji Antony Blinken

AS dan sekutu-sekutu Barat mendorong gerakan Beijing di Laut China Selatan, jalur perdagangan internasional.

AS dan Barat juga menuduh armada penjaga pantai China mengganggu aktivitas penangkapan ikan dan energi negara-negara di kawasan seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia

China mengklaim hampir seluruh laut sebagai miliknya, dan telah menolak tindakan AS sebagai campur tangan kekuatan luar.

Pemerintahan Biden melihat keterlibatan yang lebih dekat di Asia Tenggara sebagai hal yang vital dalam upayanya untuk melawan kekuatan China yang semakin tumbuh.

Tetapi penarikan Trump dari perjanjian perdagangan regional pada 2017 telah membatasi kemampuan AS untuk memberikan pengaruh ekonomi. Sementara Beijing telah berusaha untuk meningkatkan hubungan perdagangannya.

Sayangnya Pemerintah AS belum menjelaskan apa sebenarnya kerangka ekonomi yang dibayangkan Biden.

Baca juga: Sah, Antony Blinken Jadi Menteri Luar Negeri AS

Setelah mengunjungi ibu kota Indonesia, Blinken dijadwalkan akan bertolak ke Malaysia dan Thailand pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com