Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Papua Nugini Gelar Pemakaman Massal Pasien Covid-19

Kompas.com - 08/12/2021, 18:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP


PAPUA NUGINI, KOMPAS.com – Pemerintah Papua Nugini melakukan pemakaman massal jenazah pasien Covid-19 untuk pertama kalinya pada Rabu (8/12/2021).

Mereka menguburkan 54 jenazah yang tidak diklaim selama berbulan-bulan sejak pandemi Covid-19 melanda negara tersebut.

Pejabat rumah sakit dan pemerintah Papau Nugini memerintahkan pemakaman masal setelah 300 jenazah menumpuk di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Port Moresby.

Baca juga: Covid-19 di Papua Nugini Melonjak, IFRC Minta Perhatian Internasional

Rumah sakit itu padahal hanya dirancang untuk dapat menampung 60 orang.

Beberapa jenazah telah tersimpan di rumah sakit sejak Maret 2021.

Jenazah tidak langsung dimakamkan karena pihak berwenang berusaha menemukan kerabatnya sambil mendapatkan dana untuk melaksanakan upacara pemakaman massal tersebut.

Upacara pemakaman massal dilakukan di 9 Mile Cemetery di pinggiran ibu kota Port Moresby.

Dengan mengenakan masker, petugas berhati-hati mengeluarkan setiap jenazah dari kontainer pengiriman dan menempatkan masing-masing di dalam kotak kayu kasar yang dibuat oleh penduduk desa setempat.

Demikian laporan dari Kantor Berita AFP di tempat kegiatan.

Di sana, peti mati darurat yang beberapa di antaranya dilengkapi dengan tulisan nama ditumpuk dan dikubut di lubang sedalam 3 meter.

Sekitar 40 orang melihat prosesi pemakaman massal pasien Covid-19 di Papua Nigini ini, termasuk beberapa staf dari pemerintah kota, dan petugas rumah sakit.

Tidak ada keluarga dari pasien yang hadir.

Baca juga: Salah Beli, Papua Nugini Jual 40 Maserati dengan Diskon Rp 400 Juta

Pemakaman biasanya merupakan ritus budaya penting di Papua Nugini, di mana upacara yang dikenal sebagai "Haus Krais" ini dapat berlangsung berhari-hari.

Bahkan di daerah terpencil, ratusan bahkan ribuan pelayat hadir.

Keluarga, klan besar, dan sering kali orang-orang dari desa tetangga berkumpul untuk menangis, melolong, dan bernyanyi selama berjam-jam dalam pertunjukan kesedihan kolektif.

Dari 300 orang yang meninggal di Rumah Sakit Umum Port Moresby, sekitar 122 orang terkonfirmasi positif virus corona.

Namun, pengujian tidak merata, dan skala krisis pandemi Papua Nugini tidak tercermin dalam angka resmi.

Pemerintah Papua Nugini melakukan pemakaman massal jenazah pasien Covid-19 untuk pertama kalinya pada Rabu (8/12/2021). Sedikitnya ada 54 jenazah yang dimakamkan saat itu.ANDREW KUTAN Pemerintah Papua Nugini melakukan pemakaman massal jenazah pasien Covid-19 untuk pertama kalinya pada Rabu (8/12/2021). Sedikitnya ada 54 jenazah yang dimakamkan saat itu.

Secara resmi, negara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papua di Indonesia ini telah mendeteksi sekitar 35.000 kasus dalam populasi hampir sembilan juta.

Tetapi, data dari 700 klinik di seluruh negeri menunjukkan bahwa 2,6 juta orang atau lebih dari seperempat populasi mengalami gejala seperti flu atau pneumonia antara Maret 2020 dan September 2021.

Baca juga: Profil James Marape, Perdana Menteri Papua Nugini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com