Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Desa Terpencil India, Setiap Orang Punya Lagu sebagai Nama

Kompas.com - 05/12/2021, 10:56 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com – Kongthong, sebuah desa terpencil yang terletak di wilayah perbukitan Negara Bagian Meghalaya, India, memiliki tradisi unik yang berusia berabad-abad lamanya.

Setiap bayi yang baru lahir di sana diberi nama sekaligus dibuatkan lagu, dan kedua hal tersebut menjadi identitas individu itu.

Karena tradisi tersebut, semua warga desa berpopulasi 650 jiwa tersebut memiliki nama biasa untuk tujuan resmi serta lagu yang diciptakan oleh orang tua mereka.

Baca juga: Lintasi Rel, 2 Gajah Liar Mati Ditabrak Kereta di India

Jika Anda mengira lagu tersebut hanya formalitas saja, Anda salah.

Pasalnya, lagu tersebut menjadi nama panggilan mereka dalam kehidupan sehari-hari di desa sebagaimana dilansir Oddity Central, Jumat (3/12/2021).

“Ini adalah ekspresi cinta dan kegembiraan seorang ibu atas kelahiran anaknya. Ini seperti lagu hati seorang ibu, penuh kelembutan, hampir seperti lagu pengantar tidur,” kata warga asli Kongthong, Shidiap Khongsit, kepada koresponden BBC.

Disebut jingrwai iawbei, lagu yang menjadi identitas penduduk desa tersebut sudah ada sejak dulu kala, tidak ada yang tahu siapa pelopornya.

Namun, tiga kelompok suku yang mendiami desa tersebut percaya bahwa menggunakan lagu untuk nama saat berburu di hutan dapat menjauhkan roh jahat.

Baca juga: Sekolah di New Delhi India Tutup Lagi karena Polusi Udara

Selama bertahun-tahun, lagu-lagu juga berfungi semacam “peluit” karena memudahkan penduduk setempat untuk memanggil satu sama lain dalam jarak jauh.

Setiap bayi yang baru lahir di Kongthong diberikan jingrwai iawbei yang unik oleh ibu mereka.

Secara teknis, mereka diberi dua lagu yakni versi pendek dan versi panjang.

Versi pendek digunakan sebagai semacam nama panggilan ketika orangnya berada dalam jangkauan pendengaran.

Sedangkan versi panjang (antara 10 dan 20 detik) dinyanyikan di tanah lapang atau ketika seseorang perlu memanggil seseorang melewati gunung dan lembah.

Baca juga: Warga India Heboh, Macan Tutul Masuk Sekolah dan Serang Seorang Siswa

“Tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti kapan itu dimulai, namun sebagian besar setuju bahwa itu sudah ada sejak Desa Kongthong ada,” kata Shidiap.

“Kongthong sendiri telah ada di sini bahkan sebelum Kerajaan Sohra didirikan oleh orang-orang kami dan oleh orang-orang dari desa lain di daerah tersebut,” sambung Shidiap.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com