Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Akhir Obat Pil Covid-19 Merck Dibilang Kurang Efektif

Kompas.com - 27/11/2021, 08:01 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Obat pil Covid-19 eksperimental dari Merck dinyatakan kurang efektif dalam mengurangi jumlah kasus rawat inap dan meninggal, menurut analisis akhir.

Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut pada Jumat (26/11/2021) mengatakan bahwa obat oral Covid-19, molnupiravir, menunjukkan pengurangan 30 persen dalam rawat inap dan kematian bila dibandingkan dengan plasebo, berdasarkan data dari lebih dari 1.400 pasien.

Sebelumnya pada Oktober, perusahaan mengatakan data dari 775 pasien menunjukkan bahwa pengurangan "sekitar" 50 persen, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Jumat (26/11/2021).

Baca juga: Pil Covid-19 Pfizer Diklaim Efektif 89 Persen, Harganya Mendekati Pil Molnupiravir Merck

Menunjukkan 1 kematian dilaporkan pada kelompok penelitian molnupiravir, dibandingkan 9 pada kelompok plasebo.

Merck kemudian mengajukan otorisasi molnupiravir di AS pada 11 Oktober, mengikuti data sementara tersebut.

Rilis analisis lengkap datang sebelum Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menerbitkan satu set dokumen pada Jumat (26/11/2021) yang dimaksudkan untuk memberi pengarahan kepada panel ahli luar yang akan bertemu pada Selasa untuk membahas apakah akan merekomendasikan otorisasi pil Covid-19 tersebut.

Perlu diketahui, staf FDA tersebut tidak membuat rekomendasi mereka sendiri apakah pil tersebut harus disetujui.

Baca juga: Merck Lepas Paten Pil Covid-19 Miliknya, Izinkan Pembuat Obat Lain Produksi Molnupiravir

Staf FDA meminta panel untuk mendiskusikan apakah manfaat obat lebih besar dari pada risikonya dan apakah populasi untuk siapa obat tersebut harus dibatasi.

Mereka juga meminta komite untuk mempertimbangkan kekhawatiran apakah obat itu dapat mendorong virus untuk bermutasi, dan bagaimana kekhawatiran itu dapat dikurangi.

Namun kemudian saham Merck turun hampir 3 persen menjadi 80 dollar AS (Rp 1,1 juta) dalam perdagangan premarket di tengah penurunan keseluruhan pasar saham karena berita varian baru Covid-19.

Obat saingan molnupiravir, paxlovid, dikembangkan oleh Pfizer.

Kedua pil Covid-19 disebut-sebut sebagai potensi perubahan sistem karena dapat digunakan sebagai perawatan awal di rumah untuk membantu mencegah rawat inap dan kematian.

Baca juga: WHO: Omicron, Varian Baru Covid-19 dari Afrika Selatan

Data dari pil Covid-19 Pfizer, setelah analisis penelitian yang melibatkan 1.200 peserta, menunjukkan penurunan 89 persen dalam risiko rawat inap atau kematian terkait virus corona dibandingkan dengan plasebo.

Kedua obat eksperimental memiliki mekanisme aksi yang berbeda.

Merck dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik Covid-19.

Sedangkan obat pil Covid-19 Pfizer, bagian dari kelas yang dikenal sebagai protease inhibitor, dirancang untuk memblokir enzim yang dibutuhkan virus corona untuk berkembang biak.

Pekan lalu, pengawas obat-obatan Uni Eropa lebih awal menyarankan negara-negara anggotanya untuk dapat menggunakan pil Covid-19 Merck dalam situasi darurat yang dipicu oleh meningkatnya tingkat infeksi, sebelum persetujuan resmi pengobatan di seluruh blok.

Inggris Raya juga buru-buru menyetujui molnupiravir pada awal bulan ini.

Baca juga: Covid-19 Varian Botswana Muncul, Ini 5 Hal yang Sudah Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com