Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Gundul, Hutan Amazon Alami Deforestasi Terparah dalam 15 Tahun Terakhir

Kompas.com - 19/11/2021, 14:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

BRASILIA, KOMPAS.com – Deforestasi di hutan hujan Amazon di Brasil mencapai tingkat terparah dalam lebih dari 15 tahun terakhir.

Laporan dari Badan Penelitian Luar Angkasa Brasil (Inpe) menemukan bahwa deforestasi di Amazon meningkat sebesar 22 persen dalam setahun ini.

Hal tersebut ironis. Pasalnya, Brasil baru saja menyepakati penyetopan deforestasi dalam KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Baca juga: 36 Hari Seorang Pilot Tersesat di Hutan Amazon Sendirian Setelah Alami Kecelakaan Pesawat

Amazon adalah rumah bagi sekitar tiga juta spesies tumbuhan dan hewan. Hutan ini juga dihuni oleh satu juta penduduk asli.

Melansir BBC, Jumat (19/11/2021), Amazon juga merupakan penyerap karbon penting di atmosfer untuk memperlambat laju pemanasan global.

Menurut data terakhir, sekitar 13.235 kilometer persegi hutan Amazon hilang selama periode 2020 hingga 2021, jumlah tertinggi sejak 2006.

Menteri Lingkungan Brasil Joaquim Leite mengatakan, data tersebut merupakan tantangan da harus ditangani.

Baca juga: Makin Gundul, Hutan Amazon Alami Deforestasi Terparah dalam 12 Tahun Terakhir

Kendati demikian, Leite menuturkan bahwa data tersebut tidak mencerminkan situasi dalam beberapa bulan terakhir.

Deforestasi Amazon di Brasil telah meningkat di bawah kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro.

Pemerintahan Bolsonaro telah mendorong kegiatan pertanian dan pertambangan di hutan hujan tersebut.

Dia juga pernah berselisih dengan Inpe di masa lalu terkait deforestasi. Pada 2019, Bolsonaso menuduh badan tersebut mencoreng reputasi Brasil.

Baca juga: Dikritik Biden Soal Deforestasi Hutan Amazon, Jair Bolsonaro: Ancaman Pengecut

Namun pada COP26, Brasil termasuk di antara sejumlah negara yang menandatangani kesepakatan besar untuk mengakhiri dan membalikkan praktik deforestasi.

Janji itu mencakup gelontoran dana sekitar 19,2 miliar dollar (Rp 273 triliun) yang berasal dari dana publik maupun swasta.

Beberapa di antaranya akan diberikan ke negara-negara berkembang untuk memulihkan lahan yang rusak, mengatasi kebakaran hutan, dan mendukung masyarakat adat.

Baca juga: Penjaga Suku Pedalaman Brasil Tewas Terkena Anak Panah di Hutan Amazon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com