Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2020, 12:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

BRASILIA, KOMPAS.com - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengecam calon presiden (capres) AS 2020 dari Demokrat, Joe Biden setelah dia mengkritik negara Amerika Latin telah merusak hutan hujan Amazon.

Dalam debat pertama capres AS yang memanas pada Selasa (29/9/2020), Biden menyerang Trump yang bersekutu dengan Bolsonaro lewat kritiknya.

Biden menyebutkan bahwa negara-negara asing harus memberi Brasil 20 miliar dollar AS (Rp 297,1 triliun) untuk menghentikan deforestasi hutan Amazon dan Brasil harus menghadapi "konsekuensi ekonomi yang signifikan" jika gagal.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (30/9/2020), pemimpin sayap kanan Brasil tidak terima dan membalas Biden, dengan mengatakan Brasil tidak akan menerima "ancaman pengecut terhadap integritas wilayah dan ekonominya".

Baca juga: Momen Menarik Trump dan Biden Bersilat Lidah dalam Debat Pertama Pilpres AS 2020

"Sebagai kepala negara yang telah membawa hubungan Brasil-AS lebih dekat dari sebelumnya, setelah beberapa dekade pemerintahan yang tidak ramah terhadap AS, sangat sulit untuk memahami deklarasi yang menghancurkan dan tidak perlu seperti itu," tulis Bolsonaro di Twitter pada Rabu.

“Sayang sekali, Tuan Joe Biden! Sayang sekali!" tambahnya, tapi salah menuliskan nama depan Biden

Pemimpin Brasil itu bersikeras pada pembangunan ekonomi di kawasan itu, membantah semua kecaman dari para pencinta lingkungan, ilmuwan iklim, serta para pemimpin asing yang mengatakan, hutan adalah penyerap karbon yang penting dan harus tetap berdiri untuk mencapai tujuan perubahan iklim internasional.

Baca juga: Cek Fakta: Trump Belokkan Pernyataan Biden Soal Lockdown Seluruh AS yang akan Tampar Ekonomi

Bolsonaro mengatakan Brasil telah mengambil tindakan terhadap deforestasi dan menegaskan kembali bahwa dia memandang kepedulian asing terhadap hutan Amazon hanyalah motivasi finansial dan upaya untuk merusak kedaulatan Brasil.

“Keserakahan beberapa negara terhadap hutan Amazon adalah fakta yang terkenal,” kata Bolsonaro.

"Namun, demonstrasi eksplisit dari keserakahan ini oleh seseorang yang mencalonkan diri sebagai presiden negaranya adalah tanda yang jelas dari penghinaan untuk hidup berdampingan yang ramah dan berbuah antara 2 negara yang berdaulat."

Baca juga: Debat Pilpres AS Panas dan Kacau! Trump Kerahkan Strategi Interupsi dan Bully untuk Cegat Biden

Berhenti menggunduli hutan

Bolsonaro secara terbuka mengagumi Trump dan keduanya berusaha untuk bersekutu, dengan memperdalam hubungan perdagangan.

Dalam debat sengit hari Selasa, Biden mengatakan Brasil memberikan contoh bagaimana Trump "tidak memiliki hubungan dengan kebijakan luar negeri".

“Hutan hujan Brasil sedang diruntuhkan,” kata Biden.

“Saya akan melakukan pertemuan dan memastikan bahwa negara-negara di dunia datang dengan 20 miliar dollar AS (Rp 297,1 triliun), dan mengatakan, 'Ini 20 miliar dollar AS. Berhenti menghancurkan hutan. Dan jika tidak, maka Anda akan memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan',” lontarnya.

Bolsonaro, yang menjabat pada Januari 2019, telah memimpin lonjakan deforestasi di hutan hujan terbesar di dunia.

Baca juga: Debat Capres AS Saling Hina, Biden Sebut Trump Badut

Data resmi menunjukkan bahwa area seluas kira-kira 5,5 juta kilometer persegi di Amazon Brasil mengalami deforestasi pada 2019, tertinggi dalam 11 tahun. Data pemerintah pada awal 2020 menunjukkan pembukaan hutan naik 34,5 persen.

Pemerintah sayap kanan Bolsonaro mempertahankan Brasil sebagai model konservasi karena lahan hutan yang masih luas.

Brasil berulang kali mengatakan dunia harus membayar, jika ingin lebih banyak hutan dipertahankan.

Menteri Lingkungan Brasil Ricardo Salles bereaksi di Twitter atas tawaran pendanaan Biden, menulis, “Hanya satu pertanyaan, 'Bantuan Biden sebesar 20 miliar dollar AS, apakah itu tahunan?'”

Baca juga: Debat Pilpres AS, Biden Pertanyakan Penanganan Covid-19 Trump kepada Rakyat AS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com